Indonesia Tuduh Mahasiswa Makar Karena Pengibaran Bendera Papua, SE Asia News & Top Stories

JAKARTA (AFP) – Pihak berwenang Indonesia menangkap delapan mahasiswa Papua Barat pada Kamis (2 Desember) dan menuduh mereka makar karena mengibarkan bendera Bintang Kejora yang dilarang yang digunakan oleh pendukung kemerdekaan untuk provinsi yang bermasalah itu, kata perusahaan itu kepada Polisi.

Pada hari Rabu, kerumunan orang berkumpul di sebuah stadion di ibukota Papua Barat, Jayapura, untuk menandai ulang tahun deklarasi kemerdekaan daerah itu dari pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1961, sebelum Indonesia mengambil alih dua tahun kemudian.

Juru bicara kepolisian Papua Ahmad Musthofa Kamal mengatakan delapan mahasiswa tersebut didakwa mengorganisir dan menghadiri acara terlarang dan memproduksi materi untuk mempromosikan kemerdekaan Papua.

“Mereka menunjukkan spanduk selama pawai, menyanyikan lagu dan meneriakkan ‘kemerdekaan Papua’,” kata Kamal kepada AFP.

Jika pengkhianatan itu terbukti, para siswa menghadapi hukuman penjara seumur hidup.

Michael Hilman, seorang pengacara kelompok tersebut, membenarkan penangkapan tersebut, dengan mengatakan bahwa mahasiswa Papua lainnya yang memprotes di Bali dan kota Ambon pada hari Rabu juga diganggu oleh polisi, tetapi tidak ada penangkapan lebih lanjut.

Kelompok hak asasi manusia mengatakan Jakarta semakin beralih ke tuduhan makar untuk menekan perbedaan pendapat, dengan lebih dari 50 aktivis Papua didakwa dalam beberapa tahun terakhir.

Di antara mereka adalah aktivis lain yang dituduh mengibarkan bendera kemerdekaan Papua, yang dilarang di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia itu.

Provinsi ini berbatasan dengan Papua Nugini yang merdeka di pulau New Guinea di utara Australia.

Sebuah bekas koloni Belanda, Papua yang kaya mineral, mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1961, tetapi negara tetangga Indonesia mengambil kendali dua tahun kemudian dan menjanjikan referendum kemerdekaan.

READ  Bankir terkemuka HSBC di Indonesia, Ramadhana, menjadi CEO Mandiri Sekuritas

Pemungutan suara berikutnya untuk tetap di Indonesia, yang kemudian disetujui oleh PBB, dianggap palsu.

Penduduk Melanesia Papua, sebagian besar Kristen, memiliki sedikit ikatan budaya dengan seluruh Indonesia, negara mayoritas Muslim terbesar di dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *