Indonesia menegaskan kembali kereta cepat Jakarta-Surabaya, berencana untuk memasukkan China

Indonesia menegaskan kembali kereta cepat Jakarta-Surabaya, berencana untuk memasukkan China

JAKARTA (The Jakarta Post/Asia News Network): Pemerintah sedang mempertimbangkan rencana untuk memperluas mega proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang sedang berlangsung ke Surabaya, Jawa Timur, meskipun beberapa kali penundaan dalam pengembangan yang ada untuk membuat proyek lebih layak secara ekonomi.

Saat ini, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung melewati Bandara Halim Perdanakusuma, Karawang, Padalarang yang dioperasikan militer sebelum berakhir di Tegalluar – sekitar 19 km dari Bandung, Jawa Barat. Memperluas proyek ke ujung timur Jawa, Yogyakarta dan Surakarta, Jawa Tengah juga akan terhubung sebelum berhenti di Surabaya.

Pemerintah mengklaim juga akan memangkas perjalanan Jakarta-Surabaya, Jawa Timur, menjadi hanya empat jam dari saat ini lebih dari 10 jam.

Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Penanaman Modal dan Kelautan, mengatakan pada Jumat (28 Oktober) bahwa jalur kereta cepat Jakarta-Bandung tetap merupakan proyek yang bagus meski sempat tertunda selama bertahun-tahun sejak target penyelesaian awalnya pada 2019, sementara perpanjangan ke Surabaya bisa lebih menguntungkan negara.

“Jika pemerintah melanjutkan ini setelah Surabaya, saya pikir mereka akan berhasil [transportation cost in] Indonesia lebih efisien,” kata Luhut kepada wartawan usai acara dengan Kamar Dagang China di Indonesia.

Ditanya apakah pemerintah akan memilih antara China atau Jepang untuk menerapkan perpanjangan, Luhut mengatakan dia lebih memilih yang pertama.

“Kita lihat nanti. Saat kita merasa baik-baik saja [China], lalu mengapa mencari pengganti? Saya kira Anda juga tidak suka berganti-ganti pasangan,” kata Luhut.

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung saat ini diganggu oleh pembengkakan biaya yang meroket setelah bertahun-tahun tertunda, sebagian karena pandemi Covid-19 dan rencana yang terlalu optimis, yang terakhir diakui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lalu. tahun.

READ  Indonesia mengandalkan telemedicine untuk meningkatkan layanan gigi

Diperkirakan proyek ini akan menelan biaya hampir US$2 miliar lagi (Rs.31,14 triliun), sehingga total biaya menjadi US$8 miliar. Kedua belah pihak masih membahas bagaimana mengatasi masalah tersebut, tetapi skala masalah telah menyapu pemerintah Indonesia, melanggar janjinya bahwa itu akan menjadi bisnis-ke-bisnis (b2b) dari awal.

Lu Kang, duta besar China untuk Indonesia, mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat bahwa China belum membuat keputusan, tetapi mengatakan negosiasi mengenai rencana tersebut dapat segera dimulai setelah proyek yang ada selesai.

“Sebenarnya, kami belum sampai ke titik itu. Setelah kita menyelesaikan bagian ini [Jakarta-Bandung], itu akan menjadi alasan yang baik untuk diskusi kita lebih lanjut. Tapi itu terserah pemerintah Indonesia,” kata Kang.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Kamis, pemerintah sedang bercermin pada keberhasilan sistem mass rapid transit (MRT) buatan Jepang, yang menurutnya menjadi alasan perpanjangan jalur berkecepatan tinggi ke Surabaya.

Saat ini, Budi mengaku terbuka dengan gagasan negara yang mau ikut lembur. Ini termasuk para ahli yang dapat membantu realisasi proyek. “Kami akan membayar mereka [the experts]kata Budi, seperti dikutip Tempo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *