Indonesia ingin berbicara tentang deforestasi meskipun ada perubahan haluan COP26

JAKARTA, 11 November (Reuters) – Menteri luar negeri Indonesia pada Kamis membela keberatan negaranya terhadap janji deforestasi global yang dibuat minggu lalu dan berjanji “akan menjadi bahan diskusi” tentang komitmen iklim selama kunjungan mitranya dari Inggris.

Indonesia, rumah bagi sepertiga hutan hujan dunia, termasuk di antara 137 negara di KTT iklim COP26 di Inggris menandatangani kontrak mengakhiri deforestasi pada tahun 2030.

Tetapi beberapa hari kemudian, Indonesia mundur dan memperjelas bahwa interpretasinya sendiri atas janji tersebut kurang mutlak daripada mengakhiri deforestasi sepenuhnya.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyoroti kemajuan dalam mengurangi deforestasi ke tingkat terendah dalam dua dekade dan mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss bahwa Indonesia akan mengubah sektor hutan dan penggunaan lahannya.

“Keberhasilan nyata Indonesia di sektor kehutanan tidak diragukan lagi,” katanya usai bertemu Truss dalam konferensi pers di Jakarta.

“Saya menggarisbawahi bahwa Indonesia tidak ingin terjebak dalam retorika. Kami lebih suka berbicara.”

Kebakaran hutan menurun 82% pada 2020, sementara emisi pada 2019 turun 40,9% dibandingkan empat tahun sebelumnya, katanya.

Para pemerhati lingkungan telah mengkritik perputaran balik yang kacau di Indonesia, dengan mengatakan bahwa hal itu bertentangan dengan Deklarasi Glasgow.

Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar, yang menghadiri KTT itu, menimbulkan kehebohan dengan mengatakan bahwa janji yang dibuat oleh Indonesia “jelas tidak pantas dan tidak adil”.

Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar kemudian mengatakan Janji tidak berarti bahwa deforestasi akan berhenti sepenuhnya, tetapi berbicara tentang “pengelolaan hutan lestari”.

Pelaporan oleh Agustinus Beo Da Costa di Jakarta dan Kate Lamb di Sydney; Diedit oleh Martin Petty

READ  Krakatau Steel Indonesia dan POSCO Korea Selatan berencana menginvestasikan $3,5 miliar

Standar kami: Prinsip Kepercayaan Thomson Reuters.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *