KUALA LUMPUR, 30 Januari (Bernama): Badan Penegakan Hukum Maritim Malaysia (MMEA) memantau semua kapal yang berlayar melalui perairan negara tersebut dari Indonesia untuk mencegah imigran ilegal termasuk pengungsi Rohingya memasuki Malaysia.
Direktur Jenderal MMEA, Laksamana Maritim Datuk Mohd Zubil Mat Som, mengatakan sindikat penyelundupan migran diyakini telah menggunakan kapal penangkap ikan, perahu kecil dan kapal barter untuk membawa imigran ilegal ke negara itu.
Dia mengatakan, taktik yang digunakan sindikat Indonesia dan Malaysia adalah membagi para imigran gelap itu menjadi perahu-perahu kecil di daerah perbatasan sebelum mereka dibawa ke darat.
“Para pengungsi Rohingya sering menjadikan negara ini tujuan akhir mereka, berdasarkan penyelidikan kasus penyelundupan imigran ilegal di utara negara itu awal tahun lalu.
“Kami tahu mereka akan melanjutkan perjalanan ke Malaysia karena keluarga mereka sudah ada di sini dan mereka akan menemukan cara untuk memasuki negara ini,” katanya kepada Bernama hari ini.
Mohd Zubil mengomentari laporan berita bahwa ratusan pengungsi Rohingya dari Indonesia hilang, diyakini telah diselundupkan ke Malaysia.
Dia mengatakan kontrol perbatasan yang ketat di semua titik masuk dan jalur tikus telah memaksa para imigran gelap untuk mengalihkan perjalanan mereka ke Aceh, Indonesia sebagai titik transit.
Mohd Zubil menambahkan bahwa MMEA selalu siap untuk mencegah masuknya secara ilegal ke negara tersebut dengan mengerahkan aset, termasuk Sistem Pengawasan Laut Maritim Malaysia (Swasla), di lokasi-lokasi strategis.
“MMEA bekerja melalui Op Benteng bersama TNI, Polri dan seluruh aset Satgas Nasional untuk secara tegas mencegah masuknya pengungsi Rohingya dan imigran gelap dari negara lain,” ujarnya. – Bernama
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi