Senin, 02/11/2020 17:16 WIB
Sebuah asteroid mendekati Bumi selama pemilihan AS
Jakarta, law-justice.co – Sebuah asteroid dikabarkan terbang dekat Bumi jelang pemilihan presiden atau presiden Amerika Serikat (AS) pada Selasa (3/11/2020). Ada kemungkinan asteroid bisa masuk ke atmosfer.
Asteroid yang ditemukan pada 2018 diberi nama VP1 pada 2018. Asteroid diketahui mengorbit matahari dalam dua tahun Bumi.
Ukurannya yang kecil membuat sulit untuk mempelajari asteroid dan memprediksi orbitnya.
Dengan ketidakpastian ini, para astronom memperkirakan bahwa ada peluang 1 banding 240 (0,41 persen) bahwa asteroid tersebut akan menabrak planet Bumi.
Jarak nominal antara pusat bumi dan 2018 VP1 adalah 420.000 kilometer (260.000 mil), lebih jauh dari jarak bulan dari bumi. Sedangkan jarak maksimumnya adalah 4 juta kilometer (hanya sekitar 2,5 juta mil).
Jarak terdekat adalah tepat di atmosfer planet di suatu tempat di Pasifik.
Launching Space Reference Senin 11/02/2020, 2018 VP1 diklasifikasikan sebagai asteroid kelas Apollo. Ukurannya diperkirakan sebesar satu bus sekolah atau lebih kecil dan akan berada dalam jarak 419.130 km dari Bumi pada tahun 2020.
VP1 2018 diklasifikasikan sebagai asteroid dekat bumi (NEA) tetapi tidak dianggap berpotensi berbahaya karena simulasi komputer belum harus menunjukkan kemungkinan tabrakan di masa depan.
2018 VP1 mengorbit matahari setiap 731 hari. Karena kecerahan dan pantulan cahayanya, VP1 2018 dapat berdiameter antara 0,002 hingga 0,004 kilometer, menjadikannya asteroid kecil.
((
. )Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi