Talking Indonesia: literasi digital dan misinformasi

Talking Indonesia: literasi digital dan misinformasi

Program Siberkreasi awalnya disambut sebagai upaya untuk memerangi hoaks dan misinformasi, tetapi sejak itu dikritik. Foto: Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Salah satu tantangan yang dihadapi banyak negara di dunia dalam memerangi pandemi Covid-19 adalah maraknya misinformasi dan disinformasi yang mencemari wacana publik tentang kesehatan.

Di Indonesia, misinformasi dan disinformasi sering mempengaruhi cara isu-isu politik, kesehatan, lingkungan dan agama dibahas secara publik. Namun cara pemerintah yang sering ngotot menciptakan “narasi tunggal” (narasi tunggal) telah menambah lapisan lain pada masalah, dengan misinformasi yang dibuat tidak hanya oleh aktor non-negara tetapi juga oleh anggota pemerintah yang lebih tertarik untuk mengontrol penggambaran suatu masalah daripada melakukan percakapan yang tulus dengan warga negara Indonesia.

Program informasi digital Siberkreasi, misalnya, disambut optimisme para pakar ketika pertama kali diluncurkan pada 2017 untuk memerangi berita bohong. Namun, lima tahun kemudian, beberapa orang mengkritik strategi dan fokus program yang berubah.

Dalam Talking Indonesia minggu ini, pembawa acara Tito Ambyo dari RMIT School of Media and Communication berbincang dengan Associate Professor Ika Idris, yang karyanya berfokus pada komunikasi pemerintah, misinformasi, dan dampak internet terhadap masyarakat.

Pada tahun 2022, Podcast Talking Indonesia akan dipandu oleh Tito Ambyo, dr Dave McRae dari University of Melbourne Centre for Indonesian Law, Islam and Society, dr Jemma Purdey dari Monash University dan dr Jacqui Baker dari Universitas Murdoch.

Nantikan podcast Talking Indonesia baru setiap dua minggu. Lihat episode sebelumnya di sini, berlangganan melalui Podcast Apple atau dengarkan melalui aplikasi podcasting favorit Anda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *