Ali Wahyu Imanullah (The Jakarta Post)
BONUS
Singapura ●
Jum, 9 Juli 2021
Menjadi pemain teknologi yang unggul bisa dibilang merupakan ambisi setiap negara di kawasan, jika bukan dunia, dan Indonesia pun demikian. Namun, untuk mencapai status ini, suatu negara perlu mempertimbangkan aspek fisik (yaitu infrastruktur teknis dan ekosistem) dan perilaku (yaitu kolaborasi dan pemikiran berbasis data) dalam setiap elemen kehidupan.
Munculnya pembangunan fisik seperti Bukit Algoritma di Sukabumi, Jawa Barat mencerminkan kesiapan bangsa untuk memenuhi aspek pertama, namun aspek perilaku masih kurang, terutama terkait praktik pengambilan kebijakan pemerintah di masa pandemi COVID-19.
Saat ini, Indonesia telah memiliki lebih dari 2,3 juta kasus COVID-19 dan jumlah itu masih terus bertambah karena gelombang kedua yang sedang berlangsung. Bagi sebagian penonton internasional, situasi COVID-19 saat ini …
untuk membaca cerita lengkapnya
BERLANGGANAN SEKARANG
Mulai dari Rp 55.000 / bulan
- Akses tak terbatas ke konten web dan aplikasi kami
- e-Post surat kabar harian digital
- Tidak ada iklan, tidak ada interupsi
- Akses istimewa ke acara dan program kami
- Berlangganan buletin kami
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi