Badai tropis yang kuat melanda kawasan Asia-Pasifik minggu lalu. Indonesia sangat terpukul, dan para ilmuwan mengatakan perubahan iklim berperan.
Sepuluh siklon tropis telah menghantam daratan di Indonesia dalam 13 tahun terakhir, dan pukulan terkuat minggu lalu.
Topan Seroja memicu banjir dan tanah longsor di bagian tenggara rantai pulau, menewaskan hampir 200 orang dan mungkin lebih banyak lagi, sementara ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
Para ilmuwan di Indonesia menganalisis apa yang membuat badai ini berbeda saat melanda Timor Leste dan kemudian ke pantai Australia.
Mereka mengatakan bahwa sebagian besar sejarah adalah perubahan iklim, termasuk peningkatan suhu laut yang berbahaya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengatakan kekuatan destruktif badai ini meningkat oleh air laut, yang suhunya naik sedikit lebih dari 5 derajat Fahrenheit dalam waktu yang relatif singkat.
Kepala BPN Dwikorita Karnawati mengatakan kekuatan dan kekuatan badai kuat di Indonesia telah meningkat dari sekali setiap dua menjadi empat tahun menjadi sekali atau dua kali setahun sejak 2017.
Awal tahun ini, puluhan ribu orang mengungsi akibat badai dan banjir di Provinsi Kalimantan di Pulau Kalimantan.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, Indonesia tetap menjadi salah satu penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia.
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi