TEMPO.CO, Jakarta – Tim SAR Indonesia sedang mencari seorang remaja pendaki yang dilaporkan hilang pada 20 September di Gunung Guntur, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kelompok yang dia ajak mendaki tidak dapat menemukan pejalan kaki berusia 14 tahun itu sejak sehari sebelumnya.
Deden Ridwansyah, Kepala Kantor SAR Bandung, mengatakan tim penyelamat dikerahkan bersama dengan petugas lain dalam misi tersebut.
Pendaki yang hilang adalah Muhammad Gibran Arrasyid, 14 tahun, dari Desa Citangtu, Garut. Ia pergi mendaki jalur Gunung Guntur bersama rombongan 11 laki-laki dan tiga perempuan pada Sabtu sore pekan lalu.
Setelah sampai di Pos 3, rombongan mendirikan tenda dan bermalam di sana sebelum melanjutkan ke puncak keesokan harinya. Namun Gibran dan dua pendaki perempuan memutuskan untuk tidak pergi dan tetap berada di Pos 3.
“Ketika teman-temannya kembali dari puncak, ‘yang selamat’ tidak ada di tendanya. Mereka mencarinya hingga pukul 17.00 pada hari Minggu, tetapi dia tidak ditemukan, ”kata Deden Ridwansyah.
Menurut Kapolsek Tarogong Kaler, Inspektur Satu Masrokan, petugas juga dikerahkan untuk menggeledah Muhammad Gibran. Dikatakannya, tim lapangan kesulitan saat pencarian di hari pertama karena cuaca buruk dan hujan deras.
Pendaki muda itu belum ditemukan sampai Senin malam.
Baca: Gunung Semeru Akan Dibuka Kembali Untuk Pendaki Dalam Negeri Mulai 1 Oktober
Di antara
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi