KEMAMAN (Bernama): Badan Penegakan Hukum Maritim Malaysia (MMEA) meminta tim SAR dari Indonesia dan Vietnam untuk membantu menemukan enam nelayan yang hilang sejak Senin, 22 Maret lalu.
Direktur Zona Maritim Kemaman Panglima Maritim Rashidilhadi Abdul Rashid mengatakan ini bagian dari upaya untuk melanjutkan pencarian setelah kapal tersebut hanyut ke perairan negara tetangga.
“Maritime Rescue Sub-Center (MRSC) di Putrajaya telah menginformasikan semua layanan penyelamatan di Vietnam dan Indonesia dengan mengeluarkan pemberitahuan tentang kapal nelayan lokal yang hilang,” katanya kepada wartawan di sini.
Enam orang yang berada di kapal tersebut adalah Mohd Hafizol Hisham Zakaria (29), Mohd Samerin Suhaimi (29), Muhammed Hazim Luqman Zakaria (19), Rosidi Mohamad (22), Mohamad Shahrul Ainmie Abdullah (19) dan Mohamad Zukarnain Mohamat Nor. (20) teridentifikasi.
Dilaporkan bahwa mereka melaut Senin lalu dan dijadwalkan kembali pada Selasa (23 Maret). Namun, setelah gagal menghubungi mereka pada Senin malam, anggota keluarga mereka mengajukan laporan ke MMEA.
Rashidilhadi mengatakan ketika pencarian dan penyelamatan (SAR) dimulai pada hari ketiga pada Jumat, 26 Maret, lebih banyak aset Angkatan Laut dan Polisi Laut Kerajaan Malaysia akan dikerahkan.
“Kemarin dua kapal laut Malaysia, KM Pekan dan KM Gemia, melakukan pencarian di 342 mil laut sementara pesawat AS365N3 Dauphin dari Subang Maritime Air Station (SUMS) melakukan dua penerbangan di wilayah pencarian seluas 220 mil persegi.
“Namun, operasi SAR yang berakhir pukul 19.00 tidak menghasilkan bukti,” katanya, seraya menambahkan bahwa operasi hari ini akan diperluas ke perairan Rompin dan utara Pulau Tioman di Pahang. – Bernama
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi