BONUS
Kuala Lumpur / Jakarta ●
Jum, 7 Mei 2021
Tiga bulan sejak Presiden Joko “Jokowi” Widodo mencanangkan Gerakan Wakaf Tunai Nasional (GNWU), respon publik sangat hangat. Ini tercermin dari jumlah uang tunai yang diterima GNWU, yang pada saat penulisan dari 74 wakif (donatur) hanya lebih dari 58 juta rupee.
Realitas pahit dari pengejaran awal GNWU sangat ironis mengingat jumlah potensial yang digembar-gemborkan oleh para pemangku wakaf, diperkirakan mencapai 180 triliun rupee. Mengapa ini dan bagaimana situasi ini harus ditangani untuk menghindari kegagalan seperti yang terjadi pada GNWU pertama, yang diluncurkan pada tahun 2010?
Para pemangku kepentingan wakaf perlu menemukan solusi yang lebih baik untuk membuka potensi wakaf tunai daripada mengandalkan formula biasa, meningkatkan literasi wakaf, dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam wakaf tunai melalui berbagai platform.
Sejauh kita …
untuk membaca cerita lengkapnya
BERLANGGANAN SEKARANG
Mulai dari IDR 55,000 / bulan
- Akses tak terbatas ke konten kami di web dan di aplikasi
- Tanpa iklan, tanpa gangguan
- Langganan bonus untuk dibagikan
- Bookmark dan fungsi mode malam di aplikasi
- Berlangganan newsletter kami
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi