Departemen Luar Negeri telah mengembalikan lima pelaut Indonesia yang terdampar dan menemukan jasad seorang lainnya yang meninggal di atas kapal penangkap ikan China pada November.
Mereka tiba di Galang Baru, Batam, di provinsi Kepulauan Riau, Rabu.
Kelima pelaut tersebut dipulangkan karena kontrak mereka untuk bekerja di kapal penangkap ikan Tiongkok telah habis.
Proses repatriasi dimulai setelah agen perekrutan tenaga kerja migran PT Puncak Jaya Samudera melaporkan kematian seorang ABK Indonesia bernama Wendi Setia Pratama ke Direktorat Perlindungan Sipil Kementerian karena penyakit yang tidak ditentukan.
Direktur perusahaan, Herman Suprayogi, mengatakan Wendi yang berusia 25 tahun tewas pada 16 November saat kapal yang ia tangani berada di perairan Oman.
“Kami harus membawa jenazahnya kembali ke Indonesia karena Departemen Luar Negeri melarang penguburan di laut karena dianggap tidak etis di negara itu,” kata Herman. The Jakarta Post Di hari Rabu.
Baca juga: 21 pelaut Indonesia yang terdampar di Peru pulang kampung
Dia mengatakan perusahaan berencana mengembalikan jenazah Wendi melalui Oman, tetapi negara tidak mau menerima jenazah warga negara asing.
“Akhirnya kami putuskan untuk mencari bantuan dari Departemen Luar Negeri dan juga memulangkan awak kapal lainnya yang kontraknya sudah habis,” kata Herman.
Jenazah Wendi sedang menjalani otopsi di RS Bhayangkara Batam, Kepulauan Riau, untuk mengetahui penyebab kematiannya.
Lima pelaut lainnya, Jeni Kamaluddin 26 tahun, Muhammad Abdal 22 tahun, Saiful Lukman 22 tahun, Rusdiana 29 tahun dan Samfarid Fauzi 33 tahun telah dan akan menjalani tes PCR selama lima hari di penampungan PPMI (Perlindungan Pekerja Migran) Indonesia di Batam.
Pemulangan pelaut Indonesia melalui Batam, menurut Herman, merupakan yang kedua kalinya setelah 155 pelaut yang terdampar kembali pada April lalu.
Kementerian Luar Negeri mengatakan enam awak telah kembali ke negara itu dengan kapal bernama Hai Ji Li setelah terdampar di Laut Arab selama berbulan-bulan.
Orang-orang yang kembali bekerja di tiga kapal berbeda: Han Rong 369, Han Rong 361 dan Han Rong 265.
Kementerian mengatakan telah berkomunikasi secara intensif dengan pemerintah China selama pemulangan.
Pemulihan sulit, kata kementerian itu, karena banyak negara telah menutup perbatasan mereka sebagai tanggapan atas pandemi dan tidak mengizinkan anggota awak untuk mengganti kapal di pelabuhan mereka.
Pemerintah Indonesia dan Cina memulangkan 157 pelaut melalui Bitung di Sulawesi Utara pada bulan November. (nal)
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi