Indonesia mengusulkan pembentukan grup seperti OPEC untuk produsen nikel

Indonesia mengusulkan pembentukan grup seperti OPEC untuk produsen nikel

Indonesia, produsen nikel terbesar di dunia, telah mengusulkan ke Kanada agar membentuk kelompok produsen nikel teratas yang mirip dengan kelompok OPEC “untuk mengoordinasikan dan menyatukan kebijakan bahan baku nikel,” menurut Kementerian Investasi Indonesia dikatakan.

Usulan tersebut disampaikan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia saat bertemu dengan Menteri Perdagangan Internasional Kanada Mary Ng di sela-sela KTT G20 di Bali.

“Melalui kerja sama ini, kami berharap semua negara penghasil nikel dapat memperoleh manfaat dari penciptaan nilai yang merata,” kata Menkeu, dikutip dari Reuters.

Ng Kanada tweeted tentang pertemuan yang dibahasnya dengan Bahlil Lahadalia “potensi kemitraan dalam pengembangan rantai nilai mineral kritis Indonesia”.

Menteri Indonesia mengatakan kepada Financial Times bulan lalu bahwa negaranya sedang mempertimbangkan gagasan membentuk kartel untuk mengelola pasokan nikel dan beberapa logam baterai utama lainnya, seperti yang dilakukan OPEC untuk minyak.

“Saya melihat ada baiknya mendirikan OPEC untuk mengelola tata kelola perdagangan minyak dan memastikan prediktabilitas bagi calon investor dan konsumen,” kata Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia waktu keuangan dalam sebuah wawancara pada akhir Oktober.

Saat itu, pejabat Indonesia mengatakan kepada FT bahwa negara tersebut belum menghubungi negara penghasil nikel lain untuk membahas ide kelompok produsen, menambahkan bahwa pihaknya masih mengerjakan struktur tata kelola untuk aliansi masa depan yang akan diusulkan ke negara lain. produsen bisa.

Indonesia memiliki endapan nikel jenis laterit, yang berkadar rendah dan membutuhkan pemrosesan intensif energi tambahan untuk menjadi nikel tingkat baterai, kata Badan Energi Internasional (IEA) pada Juli 2022 laporanRantai pasokan global baterai EV.

READ  Prancis ingin memperkuat hubungan dengan India dan Indonesia setelah penolakan pertahanan

“Meskipun Indonesia memproduksi sekitar 40% dari semua nikel, saat ini hanya sedikit yang digunakan dalam rantai pasokan baterai kendaraan listrik. Produsen terbesar nikel Kelas 1 untuk baterai adalah Rusia, Kanada, dan Australia,” kata IEA.

Oleh Tsvetana Paraskova untuk Oilprice.com

Bacaan teratas lainnya dari Oilprice.com:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *