Phar Kim Beng (The Jakarta Post)
PREMIUM
Kuala Lumpur ●
Jum, 4 Februari 2022
ASEAN berada dalam keadaan pergeseran strategis. Ketika ketua ASEAN, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, memilih untuk bertemu dengan Jenderal Senior Ming Aung Hlaing sesuka hati dan tanpa cela, KTT Pemimpin ASEAN yang dirancang dengan hati-hati, Forum Regional ASEAN (ARF) dan KTT terkait ASEAN lainnya telah dihapus dari pagar pembatas. .
Tetapi kredibilitas ASEAN bertumpu pada pemahaman lengkapnya tentang konflik China-Amerika Serikat. Kerangka kerja 10 T mungkin cukup untuk saat ini sementara ASEAN mencoba membuat Hun Sen menyerah.
Pertama adalah konflik Taiwan. Taiwan akan menjadi rantai pulau pertama yang akan terbentang dari Filipina dan Timor Leste untuk mencegah armada angkatan laut terbesar China di dunia, bersamaan dengan milisi penangkap ikannya yang berjumlah 17.000 kapal, pergi ke Samudra Pasifik kapan pun dan kapan pun diinginkan.
untuk Membaca Cerita Lengkap
BERLANGGANAN SEKARANG
Mulai dari Rp 55.000/bulan
- Akses tak terbatas ke konten web dan aplikasi kami
- e-Post surat kabar digital harian
- Tidak ada iklan, tidak ada interupsi
- Akses istimewa ke acara dan program kami
- Berlangganan buletin kami
Berita Terkait
Anda mungkin juga menyukai:
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi