Indonesia diuntungkan dari saham mayoritas di Freeport: Jokowi

Indonesia diuntungkan dari saham mayoritas di Freeport: Jokowi

JAKARTA (ANTARA) – Kepemilikan saham mayoritas Indonesia di PT Freeport Indonesia membuat perusahaan pertambangan itu kini menjadi milik Indonesia, yang menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan lebih menguntungkan negara.

“Saya baru-baru ini pergi ke Tembagapura untuk mengunjungi Freeport dan saya harus melaporkan kepada atasan dan orang tua saya bahwa Freeport sekarang dimiliki oleh Indonesia dan bukan lagi perusahaan AS,” kata Presiden dalam pidatonya di sini, Selasa.

Pada pembukaan XII. Kongres Legiun Veteran Indonesia (LVRI) dan XI. Majelis Nasional Persatuan Istri Veteran Indonesia (PIVERI), Presiden mengatakan dia akan menolak untuk mengunjungi Tambang Emas Freeport yang saat itu dikuasai AS sebelum Indonesia memiliki saham pengendali di perusahaan pertambangan emas tersebut pada Juli 2018.

“Dulu kami hanya dapat 9,3 persen (dividen tahunan) dan kami bernegosiasi keras selama tiga tahun sebelum kami berhasil memegang 51 persen saham mayoritas (perusahaan),” katanya.

Berita Terkait: Presiden Jokowi melantik Hendrar Prihadi sebagai Ketua LKPP

Presiden juga menyoroti bahwa saat ini sekitar 98 persen karyawan Freeport Indonesia adalah orang Indonesia, di mana 40 persen di antaranya adalah warga Papua.

Memegang saham mayoritas di PT Freeport Indonesia berarti sebagian besar pendapatan perusahaan, hingga 70%, akan diterima oleh masyarakat Indonesia dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, tegasnya.

“Sekarang kami mendapat dividen 51 persen (dari Freeport) dan kami juga mendapatkan pajak, PNBP, dan biaya ekspor yang lebih tinggi. Oleh karena itu, hingga 70 persen pendapatan Freeport masuk ke pemerintah,” kata Jokowi.

Berita Terkait: Terkesan dengan pengembangan vaksin COVID-19: Presiden

Selain Freeport, pemerintah juga telah mengambil alih lapangan migas bawah laut Blok Rokan di Riau dari perusahaan AS Chevron.

READ  Petani alga Indonesia memenangkan gugatan class action atas salah satu tumpahan minyak terbesar di Australia

Presiden menyampaikan niatnya mengunjungi Blok Rokan untuk melihat produksi minyak dan gas di wilayah tersebut.

“Blok Rokan dikuasai Chevron selama 97 tahun dan sekarang kami memiliki 100 persen aset. Saya belum berkunjung ke sana dan dalam beberapa bulan mendatang saya akan memeriksa apakah produksi dan pendapatan kita meningkat atau tidak, ”katanya.

Berita Terkait: Indonesia bekerja keras untuk mengendalikan inflasi: Presiden Jokowi

Berita terkait: Jokowi bertemu pimpinan partai untuk menjaga stabilitas politik nasional

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *