Indonesia Crash Probe Center berfokus pada masalah kontrol mesin

Penyelidik mencurigai kontrol mesin yang salah dan upaya pilot untuk memperbaiki masalah tersebut kemungkinan memainkan peran utama dalam tenggelamnya pesawat komersial Indonesia yang fatal di Laut Jawa awal bulan ini, menurut mereka yang mengetahui detailnya.

Informasi yang diunduh dari perekam data penerbangan Sriwijaya Air Jet menunjukkan bahwa pilot berusaha menyelesaikan masalah yang melibatkan sistem throttle otomatis pada Boeing Co 737 bermesin ganda dari tahun 1990-an. Alat perekam yang merupakan salah satu dari dua kotak hitam di pesawat itu ditemukan beberapa hari setelah kecelakaan itu.

Data menunjukkan bahwa apa yang disebut sistem autothrottle, yang secara otomatis menyesuaikan aliran bahan bakar dan daya dorong untuk mempertahankan jalur yang ditentukan oleh pilot, tidak berfungsi dengan baik pada mesin di beberapa titik selama pendakian Boeing 737-500 dari ibu kota Jakarta. , pada 9 Januari, menurut beberapa orang yang mengetahui masalah tersebut.

Alih-alih mematikan sistem, perekam data penerbangan menunjukkan bahwa pilot telah mencoba menghentikan throttle untuk bekerja. Malfungsi kontrol mesin seperti itu dapat menyebabkan perbedaan signifikan dalam kinerja antar mesin, membuatnya lebih sulit untuk mengendalikan jet bermesin ganda dan berpotensi mengganggu pilot untuk mempertahankan penerbangan yang aman.

Pesawat bermesin ganda seperti 737 dirancang agar aman untuk terbang dengan satu mesin, dan pilot dilatih untuk melakukan ini dalam berbagai situasi. Namun, menurut pilot dan pakar keselamatan, perbedaan besar dalam gaya dorong antara mesin mengharuskan pilot untuk mengidentifikasi masalah dengan cepat, yang idealnya diikuti dengan reaksi cepat dan perintah manual.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *