Indonesia bersiap untuk rekor eksodus menjelang Hari Raya

Indonesia bersiap untuk rekor eksodus menjelang Hari Raya

JAKARTA, 10 April (The Straits Times/ANN): Indonesia sedang mempersiapkan pergerakan manusia terbesarnya, dengan lebih dari 85 juta orang pulang ke kota-kota dan desa-desa di seluruh nusantara menjelang Hari Raya Aidilfitri awal bulan depan.

Langkah-langkah tambahan sedang diambil untuk mencegah peningkatan kasus Covid-19.

Sebagian besar dari mereka yang terlibat dalam eksodus tahunan – lebih dikenal sebagai Mudik – tinggal di Jabodetabek dan kota-kota besar lainnya, dan akan pulang melalui udara, darat dan laut mulai minggu keempat bulan ini, menurut survei pemerintah.

Peningkatan yang diharapkan terjadi menyusul pelonggaran beberapa protokol kesehatan dan persyaratan perjalanan.

Pemerintah telah berusaha mencegah orang-orang untuk bepergian karena pandemi selama dua tahun terakhir dengan menangguhkan penerbangan domestik dan bentuk transportasi lainnya.

Namun, banyak yang melanggar larangan tersebut – misalnya dengan bersembunyi di truk yang menghindari jalan utama – meskipun ada risiko denda hingga 100 juta rupiah (S$9.500) dan hukuman penjara maksimum satu tahun.

Rata-rata tujuh hari kasus Covid-19 harian telah turun jauh di bawah 3.000 dari sekitar 55.000 pada pertengahan Februari ketika gelombang Omicron memuncak.

“Ini Mudik pertama setelah dua tahun dilarang. Kami melakukan persiapan yang matang sebelumnya,” kata Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Kamis (7 April).

Operator jalan tol negara bagian Hutama Karya memperketat protokol kesehatan untuk menekan penyebaran Covid-19.

“Kami terus menyemprotkan disinfektan pada permukaan di pintu tol, pos pemeriksaan, dan tempat istirahat,” kata bos perusahaan Budi Harto kepada Sunday Times.

Ia menambahkan, jumlah rest area juga akan ditambah sebagai langkah sementara untuk mengatasi keramaian.

READ  Indonesia dibuka kembali untuk pengunjung asing - karantina wajib 8 hari pada saat kedatangan | Hogan Lovells

Operator jalan tol juga berencana menambah truk derek dan ambulans, serta SPBU dan SPBU di sepanjang jalur Mudik, kata Bapak Subakti Syukur, ketua Asosiasi Operator Jalan Tol Indonesia (ATI).

Menteri Perhubungan Budi Karya telah mengumumkan langkah-langkah untuk mempromosikan keselamatan jalan, termasuk mendorong pengendara sepeda motor untuk menggunakan moda transportasi alternatif. Dia mengatakan pengendara sepeda motor yang naik kereta justru akan diberikan ruang kosong di kereta untuk sepedanya.

Demikian pula, pengemudi yang naik bus akan diangkut sepeda motornya dengan truk pengiring.

Bima Yudhistira, Direktur Pusat Studi Ekonomi dan Hukum di Jakarta, menyebutkan beberapa alasan mudik yang mungkin di atas rata-rata.

“Kelas menengah ke atas telah menunggu lama dan mengumpulkan banyak tabungan karena mereka menjadi lebih menghindari risiko bepergian selama pandemi. Sekarang pembatasan sudah dilonggarkan dan kasus Covid-19 sudah mereda, mereka memanfaatkan kesempatan untuk melakukan perjalanan jarak jauh,” ujarnya kepada ST.

Dia juga mencontohkan membanjirnya tawaran perjalanan, banyak di antaranya dibundel dengan akomodasi dan penerbangan yang menarik. – The Straits Times/ANN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *