Gunung di Indonesia akan kehilangan salju ‘abadi’ pada tahun 2025 karena perubahan iklim

Gunung di Indonesia akan kehilangan salju ‘abadi’ pada tahun 2025 karena perubahan iklim

JAKARTA (THE JAKARTA POST/ASIA NEWS NETWORK) – Salah satu puncak gunung paling terkenal di Indonesia akan kehilangan saljunya, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Puncak Jayawijaya, yang terletak di Pegunungan Jayawijaya di Papua, dikenal sebagai gunung tertinggi di Indonesia dan salah satu dari sedikit tempat di Indonesia yang bersalju.

Namun, BMKG mengatakan salju “abadi” yang tersisa sepanjang tahun akan segera menjadi masa lalu.

“Jika pemanasan dan kenaikan suhu terus berlanjut dan perubahan iklim tidak dimitigasi, kemungkinan besar di Puncak Jayawijaya pada tahun 2025 tidak ada lagi es,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawatation, Jumat (25/ Maret), seperti dikutip okezone.

Menurut Dwikorita, penurunan tersebut disebabkan oleh percepatan perubahan iklim. Padahal sudah ada kesepakatan global untuk perubahan tidak lebih dari 1 derajat Celcius pada 2030. Data ini dari 2016, jadi menjelang 2030. Sudah naik hampir 1,5 (derajat Celcius),” jelas Dwikorita saat ditemui dengan Komite V DPR pada Senin, seperti dikutip detiknews.

Dwikorita juga mengatakan, es saat ini hanya tersisa 2 kilometer persegi atau 1 persen dari luas 200 kilometer persegi Puncak Jayawijaya, jauh dari keadaan sebelumnya. Puncak lain di Pegunungan Jayawijaya telah kehilangan esnya, termasuk Puncak Trikora, yang kehilangan lapisan esnya antara tahun 1936 dan 1962.

Puncak Jayawijaya merupakan gunung kapur dengan ketinggian 4.884 m di atas permukaan laut dan merupakan inselberg tertinggi di bumi. Itu juga dikenal sebagai Piramida Carstensz, dinamai Jan Carstenszoon, yang melihat gletser di puncak pada tahun 1623.

Di Eropa, Carstensz diejek karena menyatakan bahwa dia telah mengamati salju di dekat khatulistiwa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *