Bank Asia membantu menjadikan ibu kota baru Indonesia “Nusantara” hijau dan inklusif

Bank Asia membantu menjadikan ibu kota baru Indonesia “Nusantara” hijau dan inklusif

Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara melakukan perjalanan berkemah ke lokasi ibu kota baru “Nusantara” pada 14 Maret dan melakukan upacara di “ground zero” kota yang direncanakan (Foto Sekretariat Presiden oleh Laily Rachev/Domain publik).

Bank Pembangunan Asia (ADB) telah berjanji untuk membantu Indonesia mengubah usulan ibu kota baru di hutan hujan Kalimantan menjadi “kota netral karbon dan inklusif”.

Ibukota baru yang diberi nama oleh Presiden Indonesia Joko Widodo “Nusantara” dibangun di provinsi Kalimantan Timur pada bulan Januari untuk menggantikan Jakarta sebagai pusat pemerintahan nasional negara.

Widodo berencana untuk menempatkan pemerintah di kota senilai $ 32,7 miliar yang belum dibangun pada 17 Agustus 2024, Hari Kemerdekaan Indonesia, dengan Kementerian Pertahanan, Dalam Negeri, Luar Negeri dan Sekretariat Negara di pertama mereka pindah ke gedung baru The Jakarta Post Perkataan.

Presiden dan Ibu Negara hadir Perjalanan berkemah Awal bulan ini ke lokasi terpencil, di mana ia mengadakan upacara di “ground zero” kota itu.

“ADB akan mendukung Nusantara National Capital Authority (NNCA) dalam merancang kota baru, menilai potensi dampak lingkungan dan sosialnya, serta memobilisasi dana dari sektor publik dan swasta untuk mendukung pembangunan kota,” kata ADB. ditelepon.

Demikian The Jakarta Postnegara Indonesia akan menanggung 19% dari biaya program, dengan sisanya berasal dari kemitraan publik-swasta (PPP) dan investasi swasta.

“Pengembangan kota baru menghadirkan peluang unik untuk menggabungkan wawasan terbaru tentang apa yang membuat kota nyaman dan efisien untuk ditinggali, bekerja, dan bermain,” kata Ahmed M. Saeed, wakil presiden regional ADB. “ADB akan berbagi wawasan internasional untuk membantu NNCA dalam merencanakan dan membiayai pembangunan ibu kota baru.”

Sebagai langkah awal, ADB akan mendukung NNCA dalam menyelenggarakan konferensi internasional tentang kota-kota yang netral karbon dan inklusif.

Susantono berterima kasih kepada mantan majikannya atas “dukungannya yang tepat waktu saat kami bergerak maju dengan perkembangan Nusantara.”

“Ada banyak pengalaman dalam menciptakan kota netral karbon dan inklusif di tempat lain, dan kami sangat tertarik bekerja sama dengan ADB untuk memahami pengalaman itu dan mengintegrasikan pelajaran yang didapat,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *