Angkatan Laut India dan Angkatan Laut Indonesia memiliki memulai Patroli Terkoordinasi India-Indonesia (IND-INDO CORPAT) edisi ke-39.
IND-INDO CORPAT dimulai pada 8 Desember dan akan berlangsung hingga 19 Desember.
Kapal Angkatan Laut India (INS) Karmuk, korvet rudal buatan dalam negeri, ikut serta dalam pengarahan di Belawan, Indonesia.
CORPAT akan dioperasikan selama dua hari di sepanjang Garis Batas Maritim Internasional (IMBL) mulai 15 Desember. Itu diakhiri dengan pembekalan pada 16 Desember di Port Blair.
Bersama dengan INS Karmuk, L-58, kapal pendarat buatan lokal, dan Pesawat Patroli Maritim Dornier berpartisipasi dalam CORPAT.
Pihak Indonesia akan diwakili oleh KRI Cut Nyak Dien, korvet kelas Kapitan Pattimura.
Sejak tahun 2002, India dan india telah melakukan CORPAT dua kali setahun untuk mengamankan kawasan Samudera Hindia untuk pelayaran niaga, perdagangan internasional dan kegiatan maritim.
IND-INDO CORPAT edisi ke-39 bertujuan untuk mempromosikan kerja sama maritim antara kedua angkatan laut.
Sementara itu, delegasi Angkatan Laut India beserta tiga kapal perangnya mengambil bagian dalam International Fleet Review (IFR) pertama. diselenggarakan oleh Bangladesh di Cox’s Bazar.
PM Bangladesh memeriksa armada internasional, yang terdiri dari kapal Angkatan Laut Bangladesh dan delapan kapal dari enam negara termasuk India, China, Malaysia, Myanmar, Thailand, dan Amerika Serikat.
Dengan tiga kapal, kontingen Angkatan Laut India menjadi yang terbesar di antara peserta IFR.
Tiga kapal Angkatan Laut India yang berpartisipasi termasuk kapal perusak berpeluru kendali INS Kochi, korvet anti-kapal selam INS Kavaratti dan kapal patroli lepas pantai Sumedha.
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi