JAKARTA: Pelita Air Service, unit air charter dari perusahaan energi milik negara Indonesia Pertamina, telah mulai memperluas bisnisnya untuk menawarkan penerbangan berjadwal pada rute domestik, kata seorang pejabat senior perusahaan tersebut.
Pelita sedang berusaha mendapatkan sertifikasi dari Kementerian Perhubungan untuk mengoperasikan dua pesawat sewaan Airbus A320 yang dikirim pekan lalu, kata Umar Ibnu Hasan, sekretaris perusahaan perusahaan.
Kesepakatan itu muncul ketika perusahaan milik negara Garuda Indonesia berusaha untuk merestrukturisasi lebih dari $ 9 miliar utang dalam kasus yang diawasi oleh pengadilan Jakarta.
Pejabat pemerintah yang dikutip oleh media lokal akhir tahun lalu mengatakan mereka sedang mempertimbangkan untuk menjadikan Pelita andalan baru negara jika Garuda tidak dapat menangani utang yang menumpuk.
“Proses sertifikasi dan persetujuan kami, operasi dan rute sedang berlangsung,” kata Umar kepada Reuters, menambahkan bahwa rute penerbangan yang direncanakan akan fokus pada tujuan wisata dan bisnis seperti Bali dan Surabaya. Dia tidak menentukan target untuk meluncurkan operasi.
Didirikan pada tahun 1970, Pelita Air terutama melayani perusahaan induk Pertamina dan perusahaan energi lainnya, menurut situs webnya. Selain pesawat A320, ia memiliki empat pesawat penumpang sayap tetap dan delapan helikopter.
Kementerian Perhubungan mengharapkan untuk menerbitkan sertifikat operasional A320 Pelita pada akhir bulan, tetapi belum menerima aplikasi izin rute, kata Aryani Satyamurni, juru bicara divisi penerbangan kementerian.
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi