Jakarta, Taipei, 10 November (CNA) Otoritas tenaga kerja Taiwan tidak dapat mengkonfirmasi kedatangan pekerja migran Indonesia Kamis, meskipun Kementerian Tenaga Kerja Indonesia mengumumkan pada hari Rabu bahwa 1.700 pekerja dari negara itu akan berangkat ke Taiwan dari 11-23 November.
Taiwan akan mencabut pembatasan masuk bagi pekerja migran Indonesia pada hari Kamis dan awalnya menerima 1.700 pekerja dari Indonesia – 850 fasilitas perawatan dan pekerja di pabrik dan 850 pekerja rumah tangga – selama periode dua minggu, kata kementerian Indonesia dalam sebuah pernyataan.
Taiwan melarang masuknya pekerja migran Indonesia pada Desember 2020 sebagai tanggapan atas lonjakan kasus COVID-19 yang didatangkan dari negara Asia Tenggara itu.
Sejak larangan tersebut, 12.730 pekerja Indonesia telah terdaftar untuk bekerja di Taiwan, dengan perawat merupakan proporsi terbesar yaitu 6.204, diikuti oleh 4.755 pekerja dan 988 nelayan, antara lain, kata Benny Rhamdani, kepala Badan Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia ( BP2MI) pada konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Di Taipei, baik Pusat Komando Epidemi Pusat (CECC) maupun Kementerian Tenaga Kerja (MOL) tidak mengkonfirmasi masuknya pekerja migran Indonesia pada hari Kamis, tetapi juru bicara CECC Chuang Jen-hsiang (莊人祥) mengatakan kelompok pertama pekerja Indonesia diperkirakan akan tiba di Taiwan sebelum Desember.
Sebanyak 1.700 kamar telah disediakan di pusat karantina yang dikelola negara, katanya pada konferensi pers harian CECC.
Hsueh Chien-chung (薛 ), kepala departemen Badan Pengembangan Tenaga Kerja MOL, mengatakan rencana untuk mengizinkan pekerja migran Indonesia memasuki Taiwan dalam dua tahap telah diajukan ke CECC untuk disetujui.
Tanggal pelaksanaan akan ditentukan oleh CECC, katanya.
Kementerian Tenaga Kerja mengatakan Selasa, setelah pertemuan online dengan Otoritas Tenaga Kerja Indonesia untuk mencabut larangan dan langkah-langkah pencegahan epidemi terkait, Taiwan diperkirakan akan membuka kembali perbatasannya untuk pekerja Indonesia minggu ini.
Pada hari Rabu, Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan pekerja migran Indonesia akan menjadi yang pertama memasuki Taiwan setelah negara itu menghentikan semua pekerja migran memasuki Taiwan menyusul lonjakan kasus COVID-19 domestik yang belum pernah terjadi sebelumnya di Taiwan pada 19 November.
Meskipun larangan dicabut, masuknya pekerja migran akan kembali ditangguhkan dari 14 Desember hingga 14 Februari, ketika gelombang besar warga negara Taiwan yang kembali ke rumah untuk liburan Tahun Baru diperkirakan akan membebani kapasitas ruang karantina, menurut ke KPK.
Berdasarkan data MOL, terdapat 690.025 pekerja migran di Taiwan pada akhir September 2021, dengan jumlah terbesar berasal dari Indonesia sebanyak 245.365, diikuti Vietnam 241.626, Filipina 145.288 dan Thailand 57.738.
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi