Dio Suhenda (The Jakarta Post)
Jakarta ●
Kam, 28 Juli 2022
Para pemimpin Muslim terkemuka di negara itu berkumpul untuk meningkatkan kesadaran akan dampak krisis iklim dan memobilisasi dukungan dari jutaan Muslim di negara itu.
Forum, yang dijuluki “Kongres Muslim untuk Indonesia Berkelanjutan,” dimulai Kamis di Masjid Agung Istiqlal Jakarta Pusat, yang terbesar di negara itu, dengan makalah tentang rekomendasi para pemimpin yang akan dirilis pada hari Jumat.
Peserta termasuk perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), badan spiritual Muslim terkemuka di negara itu, dan dari Nadhlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, dua organisasi Muslim terbesar di negara itu.
Peserta juga termasuk akademisi dari Fakultas Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada, serta Istiqlal Global Fund (IGF) – sebuah lembaga filantropi yang dijalankan oleh masjid.
“Tujuan kegiatan ini adalah untuk menyatukan umat Islam dalam satu forum bersama untuk mencari dan mengembangkan solusi atas krisis iklim, baik dari sisi mitigasi maupun adaptasi,” kata Muhammad Ali Yusuf, ketua kongres, dalam keterangan pers, Kamis.
Sementara sejumlah kelompok Muslim telah membentuk inisiatif lingkungan, banyak yang gagal menjangkau masyarakat luas, kata Ali.
Nota kongres dijadwalkan dibacakan pada hari Jumat sebelum diserahkan kepada Wakil Presiden Ma’ruf Amin, mantan pemimpin MUI.
Baca Juga: Indonesia Rekrut Ulama Muslim untuk Promosikan Energi Bersih
Selain Ma’ruf, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Ketua NU Yahya Cholil Staquf, Ketua Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan akan menghadiri upacara risalah hari Jumat.
Pada akhir tahun 2021, asosiasi yang bertanggung jawab atas kongres tersebut melakukan serangkaian studi dan jajak pendapat tentang perubahan iklim. Kelompok ini juga melakukan tiga diskusi kelompok fokus awal tahun ini, yang berfokus pada, antara lain, peran kaum muda dalam memerangi perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan yang adil.
Organisasi dan tokoh agama terus memainkan peran sentral dalam upaya perlindungan dan keberlanjutan lingkungan negara, sebagian besar karena kepercayaan yang diberikan kepada lembaga-lembaga ini oleh banyak otoritas publik. Tahun 2020 jajak pendapat Misalnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan bahwa warga negara Indonesia sangat percaya pada informasi yang diberikan oleh tokoh agama.
Tahun lalu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menandatangani kontrak kemitraan bersekutu dengan NU untuk berkolaborasi dalam upaya lingkungan.
Dalam forum yang diadakan Pengurus Pusat NU tahun 2019, para pimpinan organisasi memberikan perhatian khusus pada masalah kantong plastik sekali pakai di tanah air. Organisasi tersebut menyimpulkan bahwa membuang sampah sembarangan dengan kantong plastik sekali pakai adalah haram karena merusak lingkungan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi