Para kritikus mengatakan bahwa undang-undang penistaan agama yang keras di Indonesia digunakan untuk merusak reputasi lama untuk toleransi dan keragaman di negara mayoritas Muslim terbesar di dunia.
Promosi minuman di rantai “Holywings” memicu penyelidikan polisi setelah keluhan dari kelompok agama. Keenamnya didakwa di bawah Undang-Undang Penodaan Agama, yang membawa hukuman hingga lima tahun penjara, dan ketentuan penistaan dari Internet Act, yang membawa hukuman maksimum 10 tahun penjara.
Dalam posting media sosial yang kemudian dihapus, rantai itu menawarkan sebotol gin gratis setiap Kamis untuk pria bernama Mohammed dan wanita bernama Maria.
Pada hari Selasa, 12 gerai di ibu kota ditutup setelah pihak berwenang mengatakan mereka tidak memiliki izin untuk menyajikan alkohol, kata pemerintah Jakarta dalam sebuah pernyataan di situs webnya.
Holywings Indonesia telah meminta maaf atas promosi yang dibuat tanpa sepengetahuan manajemen.
Polisi mengatakan karyawan membuat kampanye untuk memenuhi target penjualan.
Andreas Harsono, peneliti Indonesia di Human Rights Watch, mengatakan undang-undang penodaan agama dan undang-undang yang mengatur aktivitas online “berkembang semakin berbahaya.”
“Enam orang ini baru saja membuat iklan alkohol, mungkin konyol di negara yang semakin Islami ini, tetapi bukan kejahatan sama sekali menurut standar internasional,” katanya.
Sejak undang-undang penodaan agama tahun 1965 disahkan, Indonesia telah memenjarakan lebih dari 150 orang, kebanyakan dari mereka dari agama minoritas, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Human Rights Watch.
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi