KARACHI: Jaksa Agung Indonesia dr Juni Kuncoro Hadiningrat mengatakan mengadakan pameran internasional di Karachi pasca-Covid akan lebih mempromosikan hubungan bilateral antara kedua negara.
Dia berbicara pada pembukaan Pameran Produk Konsumen Internasional tiga hari ketiga di Expo Center yang diselenggarakan oleh Ecommerce Gateway pada hari Jumat.
“Fasilitas manufaktur skala besar akan segera didirikan di Islamabad, yang akan menciptakan peluang kerja bagi penduduk setempat,” kata Dr. Hadiningrat. Ia menyebutkan, seni bela diri Indonesia akan dihadirkan dalam pameran yang ditampilkan dalam film-film Hollywood.
Berbicara tentang Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) antara Pakistan dan Indonesia, Dr. Hadiningrat bahwa Indonesia telah menyelesaikan pekerjaannya. “Sekarang pemerintah Pakistan akan menyelesaikannya lebih jauh.”
Dalam kesempatan itu, Hasan Nourian, Jaksa Agung Iran di Pakistan, mengatakan bahwa Iran sedang berusaha menjalin hubungan dagang dengan Pakistan. “Perdamaian adalah prasyarat terpenting bagi pembangunan ekonomi di seluruh dunia.”
Lebih dari 150 merek dari Pakistan, Indonesia dan Iran akan memamerkan produk mereka termasuk kosmetik, produk kecantikan, mainan, perlengkapan kantor, makanan dan minuman dan beberapa barang konsumen lainnya.
Sejumlah besar pengunjung muncul di pameran, dan SOP yang diamanatkan oleh Pusat Komando dan Operasi Nasional (NCOC) diikuti dengan surat itu. Pameran berlangsung hingga Minggu, 27 Februari 2022.
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi