JAKARTA, KOMPAS.com – Pembalap Rifat Sungkar dan aktor Sissy Prescillia berduka.
Ayah Rifat, Helmy Sungkar yang dikenal sebagai tokoh otomotif Tanah Air, meninggal pada Selasa (24 November 2020) di usia 68 tahun pada pukul 06.10 WIB.
Rifat Sungkar menjelaskan mengapa ayahnya meninggal. Ternyata mendiang Helmy Sungkar mengidap diabetes sejak usianya 28 tahun.
Selain itu, Rifat Sungkar menyebut ayahnya pernah 11 kali stroke.
Rifat juga berterima kasih kepada tim medis dan semua orang yang telah membantu dan mendukung ayahnya agar lekas sembuh.
Baca juga: Sebelum Meninggal, Ayah Rifat Sungkar Mengidap Diabetes dan Stroke
“Saya harus berterima kasih kepada semua dokter yang merawat yang sangat korporat senang pengobatan. Tapi orang hanya bisa mencoba, kita tidak bisa tahu seperti apa nasib seseorang. Kami lakukan yang terbaik, ”kata Rifat Sungkar saat ditemui wartawan dari TPU Tanah Kusir, Selasa (24 November 2020).
Selain itu, Rifat Sungkar mengaku tidak bisa melihat ayahnya dalam kondisi sakit seperti itu.
“Satu bulan. Saya tidak tega melihat ayah saya. Makan itu sulit, oksigen harus terus berjalan. Sekalipun tubuh terlihat bagus tetapi fungsi tubuhnya karena diabetes, kami tidak bisa berbuat lebih baik dari sekarang,” katanya . Rifat.
Sebagai informasi, Helmy Sungkar diketahui pernah mempromosikan beberapa ajang balap nasional.
Helmy Sungkar harus mengundurkan diri sebagai penyelenggara lomba tingkat nasional sejak sakit.
Sebelumnya, pada Oktober 2014 lalu, Helmy Sungkar resmi mundur dari ajang olahraga otomotif nasional karena alasan kesehatan.
Putra Rifat Sungkar juga merupakan penerus bisnis promo trendi Mandira.
Baca juga: Mertua Banci Prescillia, Tokoh Mobil Helmy Sungkar Meninggal
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi