JULO perkenalkan fungsi kredit digital lengkap di Indonesia
Oleh Leandra Monteiro
24 September 2021
- kredit digital
- pendidikan keuangan
- Jalani hidupmu
Didirikan di Indonesia sebagai sebuah teknologi masyarakat, PT. JULO Teknologi Finansial (JULO) meluncurkan kredit digital berfitur lengkap, termasuk transaksi tunai dan non tunai. Peluncuran resmi JULO Digital Credit diprakarsai oleh kampanye “Hidupkan Hidupmu”, yang memungkinkan Indonesia menikmati hidup secara maksimal dengan JULO Digital Credit. Sebagai penyedia kredit peer-to-peer berlisensi penuh, bertujuan untuk membawa akses kredit ke jutaan konsumen di seluruh Indonesia dan mempromosikan inklusi keuangan di negara ini.
Dengan diperkenalkannya kredit digital JULO, pengguna dapat menggunakan limit hingga 15 juta Rupiah untuk berbagai transaksi termasuk tarik tunai, transfer uang, isi ulang pulsa, pembayaran tagihan listrik, isi ulang e-wallet, e-commerce dan QRIS pembayaran. Fitur JULO QRIS (Quick Response Indonesia Standard) terbaru memungkinkan pengguna untuk bertransaksi dengan salah satu dari 8 juta merchant yang mendukung QRIS di seluruh negeri. Selain itu, dengan suku bunga rendah 0,1% per hari, pengguna dapat mengelola arus kas dan memenuhi kebutuhan keuangan mereka dengan mudah dari smartphone mereka.
CEO dan co-founder JULO Adrianus Hitijahubessy menjelaskan: “Transformasi produk JULO dirancang untuk memproses transaksi digital dengan mudah selain penarikan tunai reguler. Kami percaya bahwa pinjaman digital JULO tidak hanya akan memberikan akses finansial kepada masyarakat Indonesia, tetapi juga memberi mereka kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. ” telah melihat pertumbuhan pembayaran lebih dari 100% hingga saat ini, ”tambah Adrianus Hitijahubessy.
Direktur Pemasaran JULO, Mikhal Anindita, mengatakan: “Senang melihat antusiasme dan partisipasi dalam kampanye Hidupkan Hidupmu. Melalui kampanye ini, JULO ingin menyampaikan apresiasinya kepada semua orang yang berjuang ke depan dan ingin memenuhi kehidupannya. Di masa pandemi yang tidak ideal ini, kita sangat membutuhkan vibrasi positif agar kita mampu menguasai tantangan hidup yang kita hadapi.”
Sebagai salah satu negara berkembang terbesar di dunia, tingkat literasi keuangan 40% di Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi para praktisi keuangan (Survei Literasi Keuangan OJK, 2020). Overheard Keuangan, salah satu platform literasi keuangan paling bergengsi, membagikan persetujuannya. “Mayoritas masyarakat Indonesia belum memahami penggunaan fasilitas kredit. Banyak dari mereka terjebak dalam kebiasaan yang semakin berkurang. Pada kenyataannya, fasilitas kredit dapat bermanfaat jika digunakan dengan bijak, yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Salam saya untuk JULO yang selain kegiatan usahanya juga berkomitmen untuk mempromosikan literasi keuangan, ”tambah pembuat konten.
Hingga saat ini, 70% pinjaman digital JULO telah digunakan untuk peningkatan kehidupan seperti modal usaha, renovasi rumah, kesehatan dan pendidikan. JULO percaya bahwa transformasi produk kredit digital yang dikombinasikan dengan pendidikan keuangan berkelanjutan akan memungkinkan nasabah untuk menggunakan produk kredit digital secara efektif dan pada akhirnya memungkinkan nasabah untuk menikmati hidup mereka sepenuhnya.
Artikel sebelumnya
Revere Securities Mengumumkan Direktur Pelaksana Senior Baru
Lanjut membaca
Artikel berikutnya
Wallet Factory meluncurkan aplikasi e-wallet untuk membantu mereka yang kekurangan dana di Belize
Lanjut membaca
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi