Orang bisa mendapatkan hasil yang dapat diandalkan (tes COVID-19) dari laboratorium serta perawatan yang tepat berdasarkan hasil tersebut.
JAKARTA (ANTARA) — Indonesia telah menerima panel sampel yang tidak diketahui dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mempelajari kinerja laboratorium pengujian COVID-19 di seluruh negeri, kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Jumat.
Saat ini sampel yang belum diketahui tersebut didistribusikan ke 1.034 laboratorium di 34 provinsi di Indonesia, katanya dalam keterangan yang diterima di sini.
Setelah panel diuji oleh laboratorium, Departemen Kesehatan akan meninjau dan menganalisis hasil pengujian untuk menilai kinerja laboratorium.
“Proses EQAP (program penjaminan mutu eksternal) ini penting agar kita bisa mengetahui laboratorium mana yang sudah berjalan dengan baik dan mana yang perlu ditingkatkan,” jelas Menkeu.
Laboratorium yang berstandar global sangat bermanfaat bagi masyarakat, ujarnya.
“Masyarakat bisa mendapatkan hasil yang dapat dipercaya (tes COVID-19) dari laboratorium, serta pengobatan yang tepat berdasarkan hasil tersebut,” tambahnya.
WHO juga telah mendistribusikan panel sampel yang tidak diketahui untuk perbandingan antar laboratorium serupa di negara-negara anggota lainnya.
Berita Terkait: Pemerintah selidiki sampel varian baru COVID-19 di Kudus, Bangkalan
Selain WHO, uji profisiensi laboratorium COVID-19 di Indonesia juga didukung oleh Uni Eropa (UE) dan pemerintah Australia.
Royal College of Pathologists of Australasia Quality Assurance Program (RCPAQAP) akan menyusun hasil penilaian laboratorium penguji COVID-19 di Indonesia, Bangladesh, Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Sri Lanka, Thailand, dan Timor Leste.
Hasil kompilasi kemudian dikirim ke WHO untuk laporan EQAP COVID-19 global.
Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams mengatakan, jaminan kesehatan saat ini bergantung pada kemampuan mengendalikan penularan COVID-19. Oleh karena itu, pihaknya mendukung Indonesia dengan memberikan nasihat politik dan teknis ahli untuk mengekang penularan virus.
Sementara itu, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket mengatakan pihaknya mendukung distribusi panel sampel yang tidak diketahui dan kunjungan pengawasan ke berbagai laboratorium di Indonesia di bawah Program Respon dan Kesiapsiagaan Pandemi WHO-EU di Asia Tenggara.
“Kolaborasi ini menggarisbawahi komitmen UE untuk memperkuat manajemen dan sistem perawatan kesehatan COVID-19 di Indonesia. (Penguatan) kerja sama dan solidaritas global merupakan upaya pemberantasan virus dan mendorong pemulihan global yang berkelanjutan,” tambahnya.
Berita Terkait: Penyelenggara IBF kumpulkan 6.233 sampel untuk tes COVID-19
Berita terkait: Laboratorium pengujian PCR akan tersedia di seluruh distrik: menteri
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi