TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Usai workshop yang berlangsung beberapa hari, para finalis Galaxy Movie Studio (GMS) mampu membuktikan diri dengan smartphone andalannya. Galaxy Note20 Ultra Sehingga mereka bisa memproduksi film pendek dengan kualitas yang jauh lebih baik.
Menggunakan Galaxy Note20 Ultra Berkat dukungan fitur terbaru dari smartphone ini, Anda dapat meningkatkan kreasi video Anda di dalam kelas.
Sebagai bagian dari workshop Galaxy Movie Studio 2020, Samsung mengundang 10 finalis acara ini untuk mengekspor semua teknologi dan fungsi Galaxy Note20 Ultra untuk mendukung proses produksi film pendek bagi developer muda.
Baca juga: 10 finalis Galaxy Movie Studio 2020 akan mengikuti workshop dengan empat pembuat film
Teknologi apa pun aktif Galaxy Note20 Ultra Siapa yang dapat mengubah video pendek menjadi kelas? Berikut beberapa di antaranya:
Inovasi kamera
Kamera tampak belakang dari Galaxy Note20 Ultra Smartphone ini menjadi senjata utama dengan kamera selebar 108 MP, lensa telefoto 12 MP, dan ultrawide 12 MP dengan 5x optical zoom.
Kualitas kamera 108 MP sendiri mendukung perekaman dalam resolusi 8K dengan 24 FPS dan 4K dengan 60 FPS, yang selanjutnya meningkatkan hasil video dengan fungsi Pro Grade Video.
Kita bisa mengatur cahaya dan menggunakan kecepatan zoom yang bisa diatur untuk menciptakan efek gambar sinematik.
Namun, yang tidak kalah canggihnya adalah autofokus laser, yang dengannya fokus objek dapat ditangkap lebih cepat.
Peningkatan kinerja
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi