Menyusul kesuksesan edisi pertama dan kedua dalam format online, Jakarta Independent Film Festival (JIFF) edisi ketiga kembali hadir pada 2-6 November 2022.
Edisi ketiga program JIFF dapat diakses secara online 2 hingga 6 November di platform streaming online festival yang disebut Endavo Media Management, diikuti oleh program offline yang akan berlanjut tanggal 5-6 November di Gripa Studio, Jakarta, keduanya gratis. Untuk tayangan online, JIFF menerapkan geo-blocking Indonesia, sehingga hanya pemirsa di Indonesia yang dapat mengaksesnya.
Sebagai festival film berbasis kompetisi SEKEJAP menyambut antusias para pembuat film dari seluruh dunia. Sekitar 1.000 film diterima oleh JIFF; 30 film terpilih, masing-masing dinominasikan dalam 10 kategori, akan ditayangkan. 30 film ini berasal dari 15 negara: Australia, Amerika Serikat, Islandia, Argentina, Polandia, Prancis, Kanada, Jerman, Korea Selatan, Armenia, Singapura, Makedonia Utara, Turki, Yunani dan tentu saja Indonesia.
Proses penjurian JIFF edisi ketiga berjalan lancar dengan dukungan dan komitmen para juri, antara lain Arie Kartikasari untuk kategori Film Pendek Indonesia, Ilyani Alias untuk Film Pendek Internasional, Klara Virencia untuk Film Dokumenter Pendek Indonesia dan Obe Wida untuk Dokumenter Pendek Internasional. Anda juga akan menghadiri acara offline di Gripa Studio.
Selama dua hari program offline, pemirsa dapat menikmati film di tiga program berbeda, malam jaringan dan diskusi meja bundar dengan pembuat film, juri, dan komite JIFF. Penonton festival dan pembuat film yang menghadiri pemutaran akan memiliki kesempatan untuk melakukan sesi tanya jawab di akhir setiap program. JIFF berencana menggelar malam penghargaan di hari terakhir festival untuk mengumumkan para pemenang.
Menurut Manager Festival JIFF ketiga, Shadia Pradsmadji, film-film JIFF edisi kali ini menghadirkan berbagai tema dan isu yang topikal dan timeless. “Melalui pemilihan film ini kami diundang untuk mempertimbangkan keragaman hubungan manusia di berbagai tingkatan. Beberapa termasuk perjalanan, petualangan jauh dari rumah, tetapi juga perjalanan puitis penemuan diri, ”tambahnya.
Film lain di luar program offline dapat dilihat melalui www.jiff.ottchannel.com Selama festival. Sesi tanya jawab dengan sineas yang berhalangan hadir di festival juga akan tersedia di media sosial JIFF.
Nantikan update terbaru JIFF edisi ketiga dengan mengunjungi www.jakartafilmfest.com atau ikuti berita terbaru melalui akun Instagram Anda @/jakartafilmfest dan Facebook di Festival Film Independen Jakarta.
Bukti film dari foto
- HOT_GIRL_CINDY_ALONE_INHER_ROOM.3gp (Pemenang Wijaya)
- Seragam Kakek dan Hal-Hal Ketakutan Lainnya (Christian Banisrael)
- Pulang (Ismail Fahmi Lubis)
- Ujung Terowongan (Gary Christian)
- Stigma, Gaya (Cheryl Wong Ye Han)
- Kebutuhan Hidup (Kevin Rahardjo)
- Laut Memanggilku (Tumpal Tampubolone)
- HAI (Nash Edgerton)
- Opera Jalanan (Arjan Onderdenwijngaard)
- ALHAMDU | FUTURISME MUSLIM (Abbas Rattani)
- Xabi: Petualangan Fantastis (Nosa Normanda)
- Gema (Sergio Kotsovoulos)
- Aneh teman-temanku (Ahhyun Seo)
- KERR (Tayfun Pirselimoglu)
- TRIS (Djenar Maesa Ayu)
- Sang Penakluk Ombak (Leonardus Jalu Fernada)
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi