MANILA, Filipina — Rutinitas harian Ernie Gawilan yang monoton dari perjalanan ke kolam renang, kamar asrama, dan ruang makan selama enam minggu terakhir dalam gelembung pelatihan di Kompleks Philsports di Kota Pasig hanya membuat para perenang Filipina paling produktif semakin haus medali emas di pertandingan Asean Para ke-11 yang akan datang.
“Kami semua (atlet para) merasakan dorongan yang tak tertahankan untuk meraih medali di Asean Para Games,” kata Gawilan dalam bahasa Filipina, yang telah meraih tujuh medali emas di tiga edisi APG sebelumnya.
Keinginan untuk berlaga di kancah internasional dapat dimaklumi mengingat Asean Para Games edisi terakhir 2017 digelar di Kuala Lumpur, Malaysia.
karena pandemi COVID-19 yang memaksa pembatalan versi Filipina 2020 dan Vietnam 2021.
Acara tersebut akhirnya akan kembali digelar di Surakarta, Indonesia mulai tanggal 30 Juli hingga 6 Agustus.
Namun Gawilan, 31 tahun, yang juga peraih tiga kali medali emas Asian Para Games 2018, tak hanya terpaku pada podium teratas di Indonesia, tetapi juga mengukuhkan posisinya di ajang Asian Games berikutnya. .
“Tujuan saya yang sebenarnya adalah untuk meningkatkan waktu saya. Itu akan menjadi dasar bagi saya untuk lolos kembali ke Paralimpiade,” kata Gawilan yang terdaftar di nomor 400 m gaya bebas, 200 m gaya ganti individu, 100 m gaya punggung dan 4 x 100 m gaya bebas dan estafet gaya ganti.
Gawilan dua kali lolos ke Rio De Janeiro 2016 dan Paralimpiade Tokyo 2020.
Perenang Davao City ini meraih dua medali emas (400m gratis dan 200m IM) di Kuala Lumpur pada tahun 2017, selain satu medali perak (100m gaya kupu-kupu) dan dua medali perunggu di nomor estafet.
“Selain membidik perolehan medali sebanyak itu, saya juga fokus memecahkan rekor-rekor yang ada di event saya,” kata Gawilan.
Tim PH Para Swim yang beranggotakan 16 orang yang terdiri dari 12 perenang dan empat pelatih tetap berada dalam gelembung sejak 6 Juni tanpa gangguan yang dapat membuat mereka kalah dua minggu sebelum Olimpiade.
Sebanyak 144 para-atlet Filipina dari 12 dari 14 cabang olahraga akan terbang ke Indonesia pada 26 Juli dengan penerbangan charter yang dioperasikan oleh Philippine Airlines.
“Kami tidak diperbolehkan keluar. Kunjungan kami terbatas pada kolam renang dan asrama kami. Kami hanya berlatih, makan, dan tidur,” kata Gawilan. “Yang kami pikirkan hanyalah meningkatkan dan memenangkan medali.”
Lanjut membaca
Berlangganan sesuatu PERTANYAAN PLUS untuk mengakses The Philippine Daily Inquirer dan 70+ judul lainnya, bagikan hingga 5 gadget, dengarkan berita, unduh sedini 4 pagi dan bagikan artikel di media sosial. Hubungi 896-6000.
Untuk umpan balik, keluhan atau pertanyaan, hubungi kami.
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi