Menyebarkan informasi terkait kesehatan di seluruh Indonesia selama COVID-19 menjadi semakin sulit karena berita palsu tentang pandemi dan pencapaian pendidikan yang tidak merata di antara lebih dari 270 juta orang di negara ini.
Namun, menurut juru bicara pemerintah Indonesia untuk respons COVID-19 negara itu, menggunakan bahasa sederhana dapat membantu publik lebih memahami berita di media sosial tentang pandemi.
influencer kesehatan
Selama sesi HIMSS22 APAC “Media Sosial – Menguasai Komunikasi di Era Digital” pada Rabu pekan lalu, dr Reisa Broto Asmoro berbicara tentang pentingnya pesan media sosial selama pandemi di tanah air.
Sebagai influencer kesehatan, Dr. Broto Asmoro menjangkau masyarakat Indonesia melalui berbagai platform media sosial yang populer di tanah air. Dia memiliki lebih dari 2,1 juta pengikut Instagram, lebih dari 130.000 pengikut di TikTok dan lebih dari 45.000 pelanggan YouTube.
Berbagai topik terkait kesehatan telah ia bahas di berbagai unggahan media sosialnya, mulai dari cacar monyet di Indonesia hingga protokol kesehatan bagi pelancong domestik di tengah COVID-19.
Berita Palsu
Mengutip Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Dr. Broto Asmoro melaporkan bahwa lebih dari 5.000 hoax terkait pandemi beredar di populasi terbesar di Asia Tenggara dalam satu tahun.
Hasilnya, ia membuat infografis media sosial terkait kesehatan yang “mudah diterima oleh masyarakat, oleh orang-orang [with] kurang pendidikan”.
Upaya mereka membuahkan hasil karena semakin banyak ahli muncul untuk meningkatkan kesadaran publik.
“Semuanya telah berubah. [A] Banyak dokter, terutama generasi muda, dan tenaga kesehatan lainnya berbagi ilmu melalui media sosial,” ujarnya.
Pemerintah Indonesia juga membantah laporan palsu tersebut secara online di pemecah hoax Samping. Seperti negara-negara lain di kawasan, Indonesia tidak kebal terhadap berita palsu, termasuk pengobatan vaksin COVID-19.
Pesan sederhana
dr Broto Asmoro juga telah mengambil pendekatan yang lebih tepat untuk menyampaikan pesan kepada publik Indonesia.
“Saya menggunakan komunikasi umum, kebanyakan saya menggunakan bahasa sederhana [of the] masyarakat mengerti[s],” Dia berkata.
Di Indonesia, ada slogan “3M” yang menghimbau masyarakat untuk memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak selama COVID-19.
“3M sangat, sangat sederhana dan diterima oleh masyarakat secara keseluruhan,” ujarnya.
“Tidak peduli seberapa keras Anda bekerja, itu tidak masalah [how] karyamu hebat ketika orang lain [do not] tahu [it]itu tidak ada gunanya.
“Hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah mencoba berkomunikasi dengan cara tertentu [people] akan mengenalinya.”
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi