Berlangganan kami telegram Saluran untuk pembaruan terkini tentang berita yang perlu Anda ketahui.
KUALA LUMPUR, 22 April – MV Mega Bakti, kapal penyelamat kapal selam Royal Malaysian Navy (RMN), dikerahkan pagi ini untuk membantu pencarian kapal selam Indonesia yang hilang, KRI Nanggala, selama pelatihan di perairan lepas utara Bali kemarin.
Kementerian Pertahanan (Mindef) mengatakan dalam sebuah pernyataan hari ini bahwa MV Mega Bakti telah berangkat dari tahap pendaratan pusat komando kapal selam di Teluk Sepanggar, Kota Kinabalu, Sabah dan diperkirakan akan tiba di lokasinya pada pukul 15.00 pada hari Minggu.
Operasi SAR (SAR) yang dipimpin oleh Komandan Mohd Hairul Fahmy Yob sebagai koordinator pasukan penyelamat, akan terdiri dari 54 awak yang terdiri dari 10 dokter dan karyawan Angkatan Bersenjata Malaysia (MAF). dan 44 anggota MV Mega Bakti- Crew.
“MV Mega Bakti adalah kapal charter RMN dengan kemampuan utama melakukan operasi SAR untuk kapal selam.
“RMN juga akan berdoa untuk keselamatan awak dan kapal selam itu akan segera ditemukan,” tambah pernyataan itu.
Ini adalah operasi SAR kedua MV Mega Bakti setelah pencarian MH370 ketika pesawat tersebut dilaporkan hilang di Samudera Hindia pada tahun 2014.
Peralatan SAR di atas kapal termasuk sistem ventilasi kapal selam darurat tanpa tekanan, sistem GPS Intelligent Buoy (GIB) – lokalisasi pinger, kendaraan intervensi jarak jauh (IROV) dengan sistem peluncuran dan pemulihan (LARS) dengan Kedalaman 650 m , pod Emergency Life Support Stores (ELSS) dan ruang dekompresi selam.
Menteri Keamanan Senior Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob sebelumnya telah menghubungi timpalannya dari Indonesia, Prabowo Subianto, untuk menyampaikan belasungkawa atas kejadian tersebut dan mengatakan kepadanya bahwa Malaysia akan memberikan bantuan.
“Mindef berkomitmen penuh untuk operasi SAR melalui RMN dan ketersediaan RMN menunjukkan bahwa setiap asetnya dapat dimobilisasi di semua aspek operasi dalam waktu singkat.
“Selain mengedepankan pendekatan diplomasi pertahanan, operasi SAR juga menunjukkan komitmen RMN kepada masyarakat internasional terkait tugas dan tanggung jawab operator kapal selam di dunia,” kata pernyataan tersebut.
Kapal selam KRI Nanggala-402 milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan memiliki 53 awak di dalamnya, dikatakan hilang kontak pada pukul 04.30 kemarin saat melakukan latihan torpedo sekitar 96 kilometer di perairan utara Bali.
Sementara itu, Walikota Jenderal Achmad Riyadh, Kepala Pusat Informasi TNI, mengatakan Singapura, Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Turki, India, dan Australia juga menawarkan bantuan untuk menemukan kapal selam yang hilang tersebut.
Dalam jumpa pers yang digelar hari ini melalui webinar, Laksamana Yudo Margono, Kepala Staf TNI Angkatan Laut, mengatakan pasokan oksigen di KRI Nanggala hanya bisa bertahan 72 jam.
“Dalam kondisi mati lampu, KRI Nanggala bisa bertahan 72 jam dengan kapasitas oksigen yang tersedia, diperkirakan Sabtu,” ujarnya dalam jumpa pers yang juga disiarkan langsung di kanal YouTube resmi TNI (Puspen TNI). – Bernama
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi