JAKARTA, 6 Maret (Xinhua) — Angin kencang menerjang ibu kota Indonesia, Jakarta, dan kota-kota satelitnya pada Sabtu malam (5 Maret), menewaskan seorang pria dan merusak rumah serta fasilitas umum, media lokal melaporkan.
Pria yang merupakan pengemudi ojek berbasis aplikasi itu dikabarkan meninggal dunia setelah tertimpa rambu lalu lintas yang jatuh di Kabupaten Bekasi, salah satu kota satelit Jakarta, kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Deni Setiawan, Sabtu.
“Dia meninggal karena cedera kepala yang serius. Orang lain juga terkena tanda jalan. Dia dirawat di rumah sakit karena cedera serius,” tambah Setiawan.
Di Jakarta, angin kencang dilaporkan telah menumbangkan puluhan pohon, papan reklame, rambu jalan dan langit-langit di pusat perbelanjaan, menyebabkan lalu lintas padat di sebagian besar ibu kota, menurut outlet berita lokal.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG) mengatakan telah memperingatkan warga tentang “kemungkinan hujan lebat, angin kencang, dan kilat di daerah itu dari siang hingga malam”.
“Angin kencang disebabkan oleh awan konveksi seperti cumulonimbus yang bergerak dari timur ke barat,” kata Kepala Dinas Prakiraan dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin dalam siaran persnya.
Pada Sabtu malam (5 Maret), gempa berkekuatan 5,5 melanda 102 km SSW Banda Aceh, Indonesia pada 12:02:41 GMT Sabtu, menurut US Geological Survey (USGS).
Pusat gempa dengan kedalaman 44,72 km semula ditentukan pada 4,6572 derajat LU dan 95,0557 derajat BT. – Xinhua
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi