ADB dengan senang hati mendukung reformasi pemerintah untuk BUMN
Jakarta (ANTARA) – Asian Development Bank (ADB) menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai US$500 juta untuk mendukung reformasi badan usaha milik negara (BUMN).
Pinjaman tersebut mencakup tahap pertama dari program reformasi BUMN, yang akan membantu Indonesia meningkatkan efisiensi dan ketahanan BUMN serta memperkuat kerangka tata kelola perusahaannya.
Dalam pernyataan resmi yang diterima pada Jumat, Yurendra Basnett, Spesialis Manajemen Publik Senior ADB untuk Asia Tenggara, mencatat bahwa BUMN dapat memainkan peran penting dalam mendorong pemulihan yang inklusif dan berkelanjutan dari pandemi COVID-19 di Indonesia.
“Namun, untuk memberikan manfaat yang lebih besar kepada publik, kelemahan struktural mereka harus dibenahi. ADB dengan senang hati mendukung reformasi pemerintah untuk BUMN,” katanya.
Program ini sejalan dengan Roadmap BUMN 2020-2024 yang komprehensif dan ambisius, yang memperkenalkan serangkaian reformasi untuk mentransformasi BUMN dan memastikan kontribusinya terhadap tujuan Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045.
Program ini akan membantu mengurangi jumlah badan usaha milik negara dan memaksa mereka untuk fokus pada kegiatan inti mereka sehingga badan usaha milik negara dapat menjadi layak secara finansial dan secara efisien menyediakan layanan publik yang penting.
Program tersebut mendukung upaya peningkatan kualitas pengurus BUMN, penguatan pengawasan dan transparansi keuangan, serta membantu transisi BUMN ke model bisnis rendah karbon.
Deutsche Entwicklungsbank atau Kreditanstalt für Wiederaufbau (KFW) juga akan memberikan co-financing dengan pinjaman sebesar 300 juta euro atau 295,8 juta dolar AS.
Hingga 2021, Indonesia memiliki lebih dari 100 BUMN dengan total aset US$610 miliar, atau sekitar 53 persen dari PDB Indonesia. Mereka menyediakan berbagai layanan publik termasuk listrik, farmasi, layanan navigasi udara, distribusi makanan, dan logistik.
BUMN merupakan sumber utama pendapatan pemerintah melalui pembayaran dividen dan pajak. Mereka menjadi garda terdepan dalam penanggulangan pandemi COVID-19 dan menjadi pilar utama pemulihan ekonomi nasional.
Meski pandemi COVID-19 berdampak negatif terhadap BUMN dengan penurunan laba bersih konsolidasi sebesar 89 persen antara 2019 dan 2020, kinerja keuangan mereka terus membaik.
Dari tahun 2020 hingga 2021, laba bersih konsolidasi BUMN meningkat dari Rp13,3 triliun menjadi Rp124 triliun. Setelah itu, pengembalian aset meningkat dari 0,2 persen menjadi 1,4 persen dan pengembalian ekuitas dari 0,5 persen menjadi 4,5 persen.
Kelanjutan reformasi badan usaha milik negara akan sangat penting untuk memastikan mereka terus mendukung tujuan pembangunan jangka menengah dan panjang Indonesia.
Berita Terkait: INA menandatangani 3 deklarasi niat pada transisi energi
Berita Terkait: Momentum pertumbuhan yang kuat di Indonesia tahun ini: ADB
Berita Terkait: Pendapatan pemerintah Indonesia diperkirakan akan melampaui target 2022: ADB
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi