Nina A. Loasana (The Jakarta Post)
BONUS
Jakarta
Jum, 6 Agustus 2021
Satu setengah tahun setelah pandemi COVID-19, Indonesia masih berjuang untuk meningkatkan kemampuan pelacakan kontaknya, meskipun gelombang infeksi yang belum pernah terjadi sebelumnya melanda negara ini dan merenggut puluhan ribu nyawa.
Upaya untuk memperluas pelacakan tidak berhasil karena petugas kesehatan menghadapi peningkatan pertempuran lokal dan tindakan penahanan dan pengujian tetap lemah.
Seorang petugas medis di sebuah pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Jakarta Utara, yang meminta disebutkan namanya, FGA, mengatakan pemerintah telah melanggar pedoman pelacakan kontak dan sering meninggalkan petugas kesehatan sendirian.
Dengan banyaknya pusat kesehatan yang kewalahan oleh masuknya pasien dan kekurangan staf, hanya ada sedikit pilihan untuk mengandalkan asisten pencarian kontak yang dipekerjakan dengan kontrak jangka pendek.
jumlah pintu…
untuk membaca cerita lengkapnya
BERLANGGANAN SEKARANG
Mulai dari Rp 55.000 / bulan
- Akses tak terbatas ke konten web dan aplikasi kami
- e-Post surat kabar harian digital
- Tidak ada iklan, tidak ada interupsi
- Akses istimewa ke acara dan program kami
- Berlangganan buletin kami
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi