JAKARTA, 17 Jan (Reuters) – Indonesia menyelesaikan kesepakatan dengan pembuat mobil China BYD Group dan pembuat mobil AS Tesla (TSLA.O) untuk berinvestasi di pabrik pembuatan kendaraan listrik (EV) di negara Asia Tenggara, kata seorang menteri kabinet senior pada hari Selasa.
Indonesia secara agresif mempromosikan investasi dalam negeri pada baterai dan kendaraan listrik untuk memanfaatkan sumber daya nikelnya yang kaya. Pernah menjadi pengekspor utama bijih nikel, telah melarang ekspor untuk memastikan bahan baku yang cukup bagi investor.
“Semua produsen mobil (listrik) terbesar di dunia akan berinvestasi di sini. BYD Group, nomor satu dunia, Tesla, nomor dua, Hyundai dan sebagainya, mereka semua berbisnis dengan Indonesia,” kata Menko Luhut Pandjaitan dalam pertemuan dengan pemerintah provinsi.
Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut pada pertemuan itu.
BYD Group dan Tesla tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Produsen mobil Korea Selatan Hyundai (005380.KS) membuka pabriknya di Indonesia pada Maret tahun lalu untuk memproduksi kendaraan listrik rakitan lokal pertama di negara itu.
SGMW Motor Indonesia, bagian dari perusahaan patungan antara SAIC Motor Corp Ltd, General Motors Co (GM.N) dan Wuling Motors Holdings (0305.HK)telah membangun pabrik perakitan di Indonesia.
Dilaporkan oleh Fransiska Nagoy, Bernadette Christina Munthe; Diedit oleh Martin Petty
Standar kami: Prinsip Kepercayaan Thomson Reuters.
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi