Piattos, makanan ringan buatan Filipina, memenangkan Digital Popular Award 2022 untuk kategori Makanan Ringan Kentang di Indonesia.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Infobrand.id bekerja sama dengan Tras n Co dan IMFocus sebagai mitra riset. Lebih dari 1.000 merek dari 150 kategori produk dan layanan diteliti. Pemenang diberikan berdasarkan tiga parameter: 40 persen berbasis mesin pencari, 40 persen berbasis media sosial, dan 20 persen berbasis situs web.
Piattos meraih skor 30,76 persen pada kategori snack kentang, mengalahkan snack kentang ternama lainnya di Indonesia dan meraih Digital Popular Award.
Universal Robina Corporation (URC) Piattos adalah salah satu merek makanan ringan terkemuka di Filipina. Ini pertama kali diperkenalkan di Filipina pada tahun 1989 di bawah merek mega Jack ‘n Jill. Sejak itu telah menjadi salah satu merek makanan ringan pabrikan paling populer dengan bentuk heksagonal dan variasi rasa yang berbeda seperti:
Seiring dengan berkembangnya URC ke negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Indonesia, semakin banyak orang yang dapat menikmati piatto dan berbagai makanan ringan lainnya dalam kehidupan sehari-hari mereka, sedemikian rupa sehingga merek-merek intinya menerima penghargaan tertinggi dalam kategorinya masing-masing.
“Kami berusaha untuk menyenangkan semua orang dengan pilihan makanan yang baik, tujuan yang konsisten dengan tujuan URC, dan terus mendekatkan produk kami dengan konsumen kami,” ujar Country General Manager Taufiq Basthami.
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi