KUCHING (21 Agustus): Tentara Malaysia saat ini melakukan patroli terkoordinasi (patkor) bersama Tentara Nasional Indonesia dan pasukan darat, mulai hari ini hingga 26 Agustus.
Patroli akan dilakukan sepanjang 20 km hingga 30 km di dekat perbatasan Sarawak-Indonesia di Lundu, melibatkan satu perwira dan 14 tentara masing-masing dari Malaysia dan Indonesia.
“Patroli ini dirancang untuk lebih meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara kedua tentara,” Brigadir Jenderal Mohd Kamil Abdul Latiff, komandan Brigade Infanteri Ketiga Malaysia, mengatakan dalam sebuah pernyataan hari ini.
Dia menambahkan bahwa patroli juga dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman atau provokasi antara kedua tentara, yang akan melakukan patroli di masa depan di sepanjang perbatasan.
Selain patroli, kedua anggota TNI itu juga akan mengikuti Jiwa Murni/Karya Bakti, yakni program tanggung jawab sosial perusahaan dan kegiatan olahraga.
Patroli gabungan terakhir digelar pada tahun 2020 sebelum pandemi Covid-19 dan diaktifkan kembali setelah pertemuan Satuan Komando antara kedua TNI pada 2 Agustus lalu.
Pos militer gabungan (Gabma) kedua negara juga diaktifkan kembali dalam pertemuan tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, tiga pos tentara di Sarawak, yaitu Panitia Perencanaan Operasi (JPG) Kamp Tebedu, JPG Biawak (di Lundu) dan JPG Lubuk Antu, akan bekerja sama dengan rekan-rekan mereka di Indonesia – Pos Entikong, Sajingan/ Posko Aruk – Beroperasi, dan Pos Nanga Badau di Kalimantan.
Pos militer gabungan dirancang untuk memantau kegiatan perbatasan untuk mencegah kejahatan perbatasan seperti penyelundupan dan masuk ilegal oleh imigran tidak berdokumen.
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi