Seri Webinar Sains Minyak Sawit dan Beasiswa Jurnalisme

Kelapa sawit adalah topik perdebatan hangat di media nasional dan internasional dan mewakili dua sisi mata uang yang sama. Ada banyak inisiatif kelapa sawit berkelanjutan dalam beberapa tahun terakhir, tetapi hanya sedikit laporan berbasis bukti tentang masalah ini.

Di tengah kontroversi tersebut, penelitian kelapa sawit membutuhkan lebih banyak ruang media. Penelitian dapat memberikan data yang berharga sehingga jurnalis dapat lebih memahami pemberitaan lokal dan mendapatkan perspektif dan modal baru untuk mengembangkan berita. Hasil penelitian dapat digunakan, misalnya untuk menilai apakah tindakan yang dikembangkan pemerintah berbasis bukti atau hanya memperhitungkan kepentingan ekonomi.

Selain itu, jurnalis perlu lebih memperhatikan penelitian karena tidak semua penelitian bersifat objektif. Jurnalis tidak hanya bisa memberitakan hasil penelitian, tetapi juga menggarisbawahi batasan dan kritik. Oleh karena itu, ketika melaporkan pedoman atau kasus kebakaran hutan sawit, misalnya, jurnalis dapat memeriksa apakah studi atau survei yang dijadikan dasar klaim dapat dipercaya.

Agar penelitian dapat digunakan untuk mendukung pemberitaan tentang kelapa sawit, jurnalis harus mampu membaca dan mengevaluasi penelitian dan metodologinya. Selain itu, jurnalis perlu berjejaring dengan ilmuwan yang melakukan penelitian tentang kelapa sawit yang memiliki pandangan berbeda untuk memfasilitasi proses review atau ketidaksepakatan. Seri webinar Ilmu Minyak Sawit ini dirancang untuk membangun kapasitas fundamental tersebut.

Dalam konteks ini, sebagai bagian dari proyek Oil Palm Adaptive Landscapes (OPAL), CIFOR bekerja sama dengan Perkumpulan Jurnalis Sains Indonesia (SISJ) menyelenggarakan serangkaian webinar dan hibah yang membahas permasalahan kelapa sawit dari sudut pandang ilmiah. dari pandangan.

Orang yang dapat dihubungi:
Heru Komarudin, CIFOR, [email protected]
Dyna Rochmyaningsih, SISJ, [email protected]

READ  Teleskop Luar Angkasa James Webb melihatnya meniru Bima Sakti 11 miliar tahun yang lalu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *