Tim penyelamat Indonesia yang mencari kapal selam yang hilang menemukan tumpahan minyak

Indonesia memiliki armada lima kapal selam. Kredit foto: David Mark dari Pixabay.

Tim penyelamat di Indonesia yang mencari kapal selam berusia 44 tahun yang hilang dengan 53 orang di dalamnya telah menemukan tumpahan minyak di dekat lokasi penyelaman potensial.

Kapal selam KRI Nanggala-402 melakukan pengeboran torpedo di perairan utara pulau Bali sebelum hilang.

Kapal tersebut diyakini menghilang sekitar 100 km di lepas pantai Bali.

Menurut juru bicara Angkatan Laut, kapal tidak dapat menyampaikan hasil seperti yang diharapkan. Kontak dengan kapal terputus pada Rabu pukul 04.30 waktu setempat.

Panglima militer negara itu, Hadi Tjahjanto, mengatakan kepada Reuters melalui pesan teks: “Kami masih mencari 53 orang di perairan Bali, 96 km dari Bali.”

BBC melaporkan bahwa kapal tersebut masih memiliki 72 jam oksigen.

Enam kapal, satu helikopter dan 400 orang terlibat dalam operasi pencarian di dekat tempat kapal selam itu diyakini telah tenggelam.

Indonesia telah meminta bantuan dan Australia, Singapura, dan India dilaporkan telah menanggapi.

Angkatan Laut Indonesia mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Ada kemungkinan listrik padam selama penyelaman statis, sehingga kendali hilang dan tindakan darurat tidak dapat dilakukan dan kapal akan jatuh ke kedalaman 600-700 meter.”

Kapal selam dapat mempertahankan tekanan pada kedalaman maksimum sekitar 250 m.

Tumpahan minyak yang terdeteksi di dalam air selama pencarian penerbangan menunjukkan bahwa tangki penuh bisa rusak.

KRI Nanggala-402 memiliki berat 1.395 ton dan dibangun di Jerman pada tahun 1977.

Pada tahun 1981 kapal selam tersebut bergabung dengan armada Indonesia.

READ  Badan Antariksa Eropa mengeluarkan Rp 1,4 triliun untuk membersihkan sampah di luar angkasa

Kapal selam itu dipasang di Korea Selatan selama dua tahun. Perbaikan ini selesai pada tahun 2012.

Indonesia saat ini memiliki armada lima kapal selam, dengan dua kapal selam Type 209 dibangun di Jerman dan tiga kapal di Korea Selatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *