KOMPAS.com – Setiap 24 September, masyarakat Indonesia merayakan Hari Tani Nasional.
Pencanangan Hari Tani Nasional dimulai pada masa pemerintahan Presiden pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno.
Bagaimana sejarah penetapan Hari Tani Nasional?
Presiden Soekarno pertama kali memperkenalkan Hari Tani Nasional dengan mengeluarkan Keppres No. 169/1963.
Keppres akan mengingatkan kembali diberlakukannya UU 5/1960 tentang Pohon Pertanian (UUPA) yang mengamanatkan pelaksanaan reforma agraria.
Mulailah Harian Kompas, Penetapan Hari Tani Nasional pada tanggal 20 September 2003 merupakan penghormatan tertinggi bagi petani Indonesia.
UUPA menjadi sesuatu yang bersejarah bagi Indonesia karena lahirnya UUPA melalui proses panjang yang berlangsung hingga 12 tahun.
Dimulai dengan pembentukan “Komite Agraria Yogyakarta” (1948), “Komite Agraria Jakarta” (1951), “Panitia Soewahjo” (1955), “Komite Negara Urusan Agraria” (1956), “Rencana Soenarjo” ( 1958), “Rancangan” Sadjarwo “(1960) akhirnya dibahas dan disahkan dengan suara bulat oleh Dewan Kerja Sama Bersama (DPR-GR) yang saat itu dipimpin oleh Haji Zainul Arifin.
UUPA memiliki dua makna utama bagi bangsa Indonesia karena merupakan perwujudan amanat Pasal 33 Ayat 3 UUD 1945 (teks asli), yang berbunyi: “Bumi dan kekayaan alam yang dikandungnya dikuasai oleh negara dan untuk negara. kekayaan terbesar orang-orang. “
Selain itu, UUPA memiliki makna mencabut hukum pertanian kolonial dan menciptakan hukum pertanian nasional yang menyatukan realitas cara hidup masyarakat.
Secara umum, kesadaran dan respon bangsa Indonesia terhadap keserakahan dan kekejaman hukum agraria kolonial tersirat dan eksplisit dalam tujuan UUPA.
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi