Masih diperlukan dorongan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia: LPS

Jakarta (ANTARA) – Direktur Eksekutif Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa menilai perekonomian yang mulai pulih dari dampak pandemi COVID-19 menjadi pendorong lain untuk untuk tumbuh lebih cepat.

“Salah satu langkahnya adalah menjaga suku bunga penjaminan LPS pada level yang masih menyisakan ruang bagi suku bunga deposito di level yang rendah sehingga suku bunga kredit dapat melanjutkan tren penurunan yang terjadi saat ini. Upaya tersebut harus mempertimbangkan perkembangan stabilitas sistem keuangan dan likuiditas perbankan,” katanya dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Di masa pandemi, LPS menurunkan suku bunga penjaminan ke level terendah sepanjang sejarah.

Menurunkan suku bunga yang dijamin akan membantu bank menurunkan biaya pembiayaan, yang pada gilirannya akan menurunkan suku bunga pinjaman.

“Suku bunga kredit konsumsi turun menjadi 10,6 persen, sementara itu sekitar 8,85 persen untuk modal kerja dan 8,5 persen untuk investasi. Menurut pengamatan kami, grafiknya terus menurun dari bulan ke bulan,” kata Sadewa.

Berita terkait: Ekonomi diperkirakan tumbuh menjadi 5,12% pada 2022: BRIN

Hal ini juga sejalan dengan kebijakan bank sentral dan berkoordinasi erat dengan seluruh anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menciptakan kondisi keuangan yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Kami akan terus melakukannya agar tren penurunan suku bunga dapat terus berlanjut. Yang paling penting adalah ada cukup uang dalam sistem keuangan, ”katanya.

Untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, LPS juga telah memperpanjang fase relaksasi keterlambatan pembayaran premi penjaminan bagi bank peserta LPS penjaminan hingga tahun 2022.

Kebijakan ini dilakukan agar bank dapat mengelola likuiditasnya dengan sebaik mungkin.

READ  Pembaruan Berita Langsung: Norwegia meningkatkan kenaikan suku bunga untuk menjinakkan inflasi, mengatakan lebih banyak lagi yang akan datang

“Pelonggaran denda keterlambatan pembayaran premi kepada bank peserta akan diperpanjang hingga akhir tahun 2022 guna mendukung pemulihan ekonomi. Hasilnya bank bisa menggunakan dananya untuk cash flow management dulu,” ujarnya.

Selain itu, LPS melakukan beberapa terobosan di tahun 2021, antara lain pengembangan sistem Single Customer View (SCV) yang mempercepat pembayaran klaim garansi, serta pengembangan Integrated Core System (ICS) yang memungkinkan digitalisasi proses kerja. di LPS.

Berita terkait: Kemendagri ingin salurkan insentif senilai Rp50 juta untuk pengembangan UMKM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *