Konfirmasi adalah langkah yang tepat

JAKARTA, KOMPAS.com – Tidak hanya bank nasional, bank asing yang beroperasi di Indonesia pun menyambut baik hal tersebut Validasi UU seluruh hukum Membuat Pekerjaan.

Direktur Corporate Banking PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie mengatakan meratifikasi undang-undang kolektif merupakan langkah tepat untuk menarik investasi ke Indonesia.

Hal ini dapat membantu Indonesia menarik investor asing untuk bersaing dengan negara lain dan menciptakan lapangan kerja baru.

“Saya melihat (pengesahan) langkah yang tepat. Salah satu tujuannya untuk memfasilitasi investasi di Indonesia, menambah lapangan kerja, dll,” kata Kunardy dalam wawancara virtual group, Kamis (10/8/2020).

Baca juga: Rangkul tindakan penciptaan lapangan kerja, para bankir: semakin banyak perusahaan, semakin banyak pendanaan

Kunardy mengatakan Indonesia sebagai negara dengan bonus demografi memiliki peluang emas untuk mendongkrak pasar kerja.

Masuknya investor secara tidak langsung memberikan kesempatan pekerja untuk bersaing dengan negara lain dalam hal kinerja dan keahlian.

“Menurut saya ini berperan ke arah yang benar untuk kemajuan negara kita. Indonesia memiliki pasar yang besar, jadi kita harus melakukannyaPengaruh Pasar yang besar ini bukan hanya pengguna, tapi perlu menambah nilai, ”ujarnya.

Sebelumnya, perbankan nasional juga menyambut baik ratifikasi undang-undang tentang penciptaan lapangan kerja. Pahala Nugraha Mansury, Direktur Utama PT Perusahaan Bank Negara Tbk (BTN) dan Wakil Ketua Perbanas, mengatakan UU penciptaan lapangan kerja akan berdampak positif bagi dunia perbankan.

Undang-undang ini, yang seharusnya menarik investasi, menawarkan bank kesempatan yang luas untuk menyalurkan lebih banyak dana. Ini karena banyak bisnis baru akan berkembang setelah investasi.

“Semakin banyak perusahaan, semakin banyak kita membiayai,” kata Pahala dalam video conference penandatanganan perjanjian kerja sama antara BTN dan Koinworks, Kamis (10 Agustus 2020).

READ  Investor menuntut pekerja bayaran Sainsbury sebagai 'upah hidup nyata' | Upah Hidup Nasional

Baca juga: Pandemi Covid-19, Bank Dunia: 115 juta orang menjadi miskin, tertinggi sejak 1998

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *