Inilah alasan mengapa harga Bitcoin bisa mencetak rekor tertinggi

JAKARTA, KOMPAS.com – Nilai Cryptocurrency (CryptocurrencyBitcoin telah mencapai lebih dari IDR 270 juta per chip. Angka tersebut menyentuh harga tertinggi dalam sejarah.

Secara keseluruhan, harga Bitcoin naik 170 persen pada tahun 2020. Di awal tahun 2020, Bitcoin dijual dengan harga sekitar 99 juta rupee.

Setelah harga Bitcoin turun menjadi Rp 65 juta pada Maret 2020 akibat efek Covid-19, perlahan naik lagi hingga akhirnya menembus level tertinggi.

Baca juga: Menaker: Jangan pernah meremehkan Covid-19

Oscar Darmawan, CEO Indodax, mengatakan kenaikan harga Bitcoin ke nilai tertinggi karena tingginya permintaan. Saat ini, banyak orang di seluruh dunia memahami Bitcoin sebagai aset pelindung di tengah krisis pandemi.

“Orang-orang memahami bahwa Bitcoin adalah tempat berlindung yang aman. Selain itu, banyak orang yang percaya bahwa Bitcoin hadir sebagai aset baru yang dapat bertindak sebagai lindung nilai inflasi, ”kata Oscar dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12 Mei 2020).

Oscar menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang membantu peningkatan nilai Bitcoin. Misalnya dari platform PayPal, yang telah memungkinkan penggunanya untuk membeli dan menjual Bitcoin sejak Oktober 2020.

Selain itu, beberapa investor institusional besar telah menunjukkan minat untuk membeli Bitcoin. Guggenheim Partners, sebuah perusahaan Wall Street, juga mengumumkan bahwa mereka telah menginvestasikan $ 530 juta dalam Bitcoin.

Baca juga: Produk ekspor Indonesia terbitan Jokowi, Ada Cerutu Hingga Cengkih

Selain itu, alasan di balik kenaikan harga Bitcoin adalah kekhawatiran investor bahwa upaya bank sentral dalam menangani Covid-19 akan memicu inflasi. Emas dan logam mulia biasanya digunakan untuk melakukan lindung nilai terhadap risiko ini.

READ  Sekitar 1.160 PUMK menerima bantuan hukum dari program MMI: Kementerian

“Inilah yang membuat tren permintaan tetap stabil. Permintaan naik, harga juga naik,” katanya.

Ia pun optimistis harga Bitcoin akan terus naik dan mencapai level tertinggi, yakni $ 20.000 atau Rp 282 juta. Ini sejalan dengan prediksi Bloomberg.

Baca juga: Liburan akhir tahun dibatalkan. Demikian ramalan puncak arus mudik saat natal dan tahun baru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *