Ekonomi berkelanjutan adalah kunci untuk mendorong pemulihan nasional: IAI

Jakarta (ANTARA) – Ekonomi berkelanjutan menjadi salah satu kunci untuk mendorong pemulihan nasional dari dampak COVID-19, kata Mardiasmo, CEO Ikatan Akuntan Nasional Indonesia (IAI).

Berbicara pada Konferensi Perpajakan Internasional 2021 di Jakarta, Selasa, Mardiasmo menyatakan bahwa pemulihan ekonomi, baik di dalam negeri maupun global, harus berkelanjutan untuk menciptakan ekonomi yang berkualitas.

Ia mencontohkan, Indonesia merupakan satu-satunya anggota G20 di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang mendukung percepatan pemulihan ekonomi berkelanjutan sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.

Upaya ini menjadi semakin relevan, karena Indonesia akan mengambil peran sebagai presiden G20 pada tahun 2022 sehingga tujuan ini dapat dicapai secara optimal.

Selain ekonomi yang berkelanjutan, agenda perpajakan juga menjadi kunci pemulihan karena perangkat fiskal berperan penting dalam mengarungi krisis COVID-19.

Mardiasmo berbicara tentang pemerintah mengembangkan berbagai insentif pajak, pelonggaran, dan peraturan baru seperti undang-undang penciptaan lapangan kerja untuk membantu pemulihan.

Berita serupa: Indonesia tunjukkan keahlian manajemen pandemi di KTT G20

Pemerintah dipaksa untuk meningkatkan penerimaan pajak dan menciptakan insentif pajak untuk melindungi pelaku ekonomi dan penduduk, katanya.

“Ini menjadi krisis ekonomi karena rencana stimulus yang membutuhkan banyak sumber pendapatan, terutama pajak,” katanya.

Meski demikian, ada juga peluang pertumbuhan ekonomi baru, termasuk melalui teknologi digital yang dapat meningkatkan penerimaan pajak.

Namun, karena sifatnya yang lintas batas, bentuk teknologi baru ini juga menghadirkan tantangan baru bagi para pembuat keputusan politik.

“Ini menyulitkan otoritas dan perusahaan untuk menentukan hak perpajakan atas penghasilan dari transaksi lintas batas,” kata Mardiasmo.

Ia juga menekankan bahwa prinsip pemerataan dari regulasi dan terobosan negara harus berorientasi pada tujuan, termasuk pajak digital.

READ  Bisakah “Islam hijau” menyelamatkan Indonesia dari keruntuhan iklim? | Asia | Pandangan mendalam tentang berita dari seluruh benua | DW

Berita serupa: Polandia ingin berpartisipasi dalam G20 selama kepresidenan Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *