Universitas perlu mempromosikan pluralisme dan membantu mahasiswa Papua merasa betah

Jakarta (ANTARA) – Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) mendesak perguruan tinggi di Indonesia untuk berperan aktif memastikan Papua tetap menjadi bagian dari negara dengan mempromosikan pluralisme di komunitas kampusnya. .

Untuk itu, perguruan tinggi dapat mendukung upaya kolektif negara untuk merawat orang Papua dengan secara konsisten mengakomodasi orang Papua di komunitas kampusnya masing-masing, kata bos LP3ES Didik J.Rachbini.

Berbicara pada webinar penelitian ekonomi dan politik tentang operasi militer di Papua di sini, Senin, ia berpendapat bahwa pluralisme diperlukan bagi komunitas kampus di Papua dan di luar Papua.

Dalam konteks ini, mahasiswa Papua harus diterima di berbagai perguruan tinggi, antara lain Universitas Airlangga di Surabaya, Jawa Timur, dan Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta, kata Rachbini.

Berita Terkait: Temukan Kerajinan Kulit Buaya Ikon Merauke

Rasa kebhinekaan perguruan tinggi di Indonesia tidak hanya tercermin dari kehadiran mahasiswa asal Papua, tetapi juga keberadaan fakultas dari berbagai daerah, ujarnya.

Ini dapat menciptakan persatuan nasional dalam keragaman, katanya, seraya menambahkan bahwa bahkan mahasiswa yang diterima di universitas di luar wilayah mereka dapat dicegah untuk memiliki pemikiran yang mendukung pemberontakan.

Menurut Rachbini, mahasiswa dapat dicegah dari cengkeraman gerakan separatis jika mereka merasa menjadi bagian dari satu bangsa di kampus universitas masing-masing.

Berita terkait: Wapres Amin desak kemajuan perencanaan penanggulangan kemiskinan di Papua

Oleh karena itu, di samping kebijakan ekonomi dan militer, pendidikan dapat memainkan peran penting dalam menjaga keutuhan wilayah Indonesia, ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya membangun kesadaran kolektif di antara masyarakat Indonesia bahwa ketidaksepakatan akan memicu bencana kemanusiaan, seperti yang ditunjukkan oleh pengalaman di Korea Utara dan Selatan serta Vietnam Utara dan Selatan.

READ  Jet pribadi milik miliarder Sports Direct, Mike Ashley, terbang 90 kali ke 15 negara tahun lalu

Untuk mengatasi masalah Papua, ia menyarankan agar melalui peran pendidikan, Indonesia harus fokus pada solusi sendiri daripada mengandalkan solusi yang ditawarkan atau tercermin di negara lain.

Kontribusi proyek penelitian perguruan tinggi Indonesia dalam memecahkan masalah Papua masih kecil, tambah Rachbini.

Berita terkait: Serangan Kiwirok: Beberapa petugas kesehatan yang masih hidup ingin pulang

Berita Serupa: Presiden Berencana Pulihkan 600.000 Hektar Hutan Mangrove

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *