Pandemi telah menunjukkan kepada kita pentingnya pelaut sebagai kekuatan utama di dunia maritim untuk menjaga pengiriman dan rantai pasokan global tetap pada jalurnya
Jakarta (ANTARA) – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyoroti komitmen dan kontribusi Indonesia terhadap dunia maritim pada hari kedua pertemuan ke-32 Organisasi Maritim Internasional yang dihadiri 175 negara anggota secara online.
Pandemi telah menghantam dunia maritim, tulang punggung perdagangan dan ekonomi global, dengan keras, tegasnya.
“Pandemi telah menunjukkan kepada kita pentingnya pelaut sebagai kekuatan utama di dunia maritim untuk menjaga pelayaran dan rantai pasokan global tetap pada jalurnya,” kata Sumadi dalam siaran pers yang diterbitkan di sini, Rabu.
Untuk itu, Indonesia mengajukan isu tersebut ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dirilis pada 1
Selain itu, Indonesia berjanji untuk mendukung proses perubahan awak dan pemulangan pelaut untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan mereka, katanya.
Indonesia telah menyiapkan dan menyediakan hingga 11 pelabuhan untuk pergantian awak dan pemulangan, katanya.
Berita terkait: Kemenhub imbau pelaut tingkatkan keterampilan
Sesuai dengan MSC.473 resolusi IMO, Indonesia sejauh ini telah memulangkan 60.000 pelaut dan memfasilitasi lebih dari 8.000 perubahan awak baik untuk pelaut Indonesia maupun asing, katanya.
Sumadi juga memberikan rincian kontribusi dan inisiatif Indonesia sebagai anggota Dewan IMO selama dua tahun terakhir, termasuk peran aktif dalam program jangka panjang IMO seperti Konservasi Laut Laut Asia Tenggara (MEPSEAS), Proyek Kemitraan GloFouling, Kemitraan GloLitter Proyek dan Proyek Solusi Biru.
“Selain itu, kami terus bekerja sama dengan negara-negara pesisir dan negara-negara pengguna Selat Malaka dan Selat Singapura untuk menjaga lalu lintas di kedua selat itu aman dan lancar,” katanya.
Indonesia juga berkomitmen untuk melindungi dan meningkatkan keselamatan pelayaran di Selat Sunda dan Selat Lombok melalui penerapan Traffic Separation Area (TSS) yang telah disetujui oleh Maritime Safety Committee (MSC) IMO pada 2019, tambahnya.
Sebagai negara anggota IMO sejak tahun 1961 dan anggota dewan yang berkomitmen sejak tahun 1973, Indonesia akan terus berpartisipasi dalam meningkatkan pelaksanaan konvensi, standar dan pedoman IMO, kata menteri.
Pertemuan IMO ke-32 akan berlangsung dari 6 hingga 15 Desember 2021. Dibuka secara virtual pada Senin (6 Desember 2021) oleh Sekretaris Jenderal IMO Kitack Lim.
Salah satu agenda utama dalam pertemuan tersebut adalah pemilihan anggota Dewan IMO, dengan Indonesia dicalonkan kembali sebagai anggota Dewan Kategori C untuk periode 2022-2021. Pemilihan akan berlangsung pada 10 Desember 2021.
Berita Serupa: Keberhasilan IMO Harus Memperkuat Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
Berita Serupa: Menlu RI Bertemu Sekjen IMO
“Ninja twitter bersertifikat. Ahli internet. Penggemar budaya pop hardcore. Baconaholic.”
You may also like
-
Subway setuju untuk menjual kepada pemilik Dunkin’ dan Baskin-Robbins, Roark Capital
-
Qatar Airways dan Airbus mencapai penyelesaian dalam kasus hukum A350 | berita penerbangan
-
Bos NatWest menolak menghadiri sidang parlemen
-
Investor Brunei berencana berinvestasi dalam proyek energi terbarukan di IKN
-
Pembuat ChatGPT OpenAI merilis alat pendeteksi konten buatan AI yang “tidak sepenuhnya andal” | Kecerdasan Buatan (AI)