Siap Terima Dana PEN Rp 8,5 Triliun, Saham Garuda (GIAA) melonjak 5 persen

Bisnis.com, JAKARTA – saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Terbang sejalan dengan rencana perseroan menerbitkan obligasi konversi wajib hingga Rp 8,5 triliun.

Program OWK merupakan bagian dari pelaksanaan program stimulus ekonomi nasional (PEN) bagi perseroan.

Pada perdagangan Kamis (15.10.2020) sesi I, Saham Garuda Indonesia meningkat 5 persen atau 12 poin menjadi Rp252. Pada siang hari, saham GIAA berkisar antara 244 hingga 274 rupee.

Total transaksi mencapai Rp 52,02 miliar. Selama tahun 2020 Saham GIAA masih turun 49,4 persen.

Penambahan saham tersebut sejalan dengan langkah Garuda Indonesia mengumumkan penerbitan obligasi konversi wajib (OWK) melalui penambahan modal tanpa hak berlangganan (PMTHMETD) atau Penempatan pribadi. Masalahnya dalam pecahan rupiah dengan maksimal Rp 8,5 triliun.

OWK perusahaan memiliki jangka waktu 7 tahun sejak tanggal penerbitan. Konversi tersebut terjadi pada akhir periode OWK menjadi saham seri B baru yang besarnya ditentukan dengan membagi nilai modal OWK yang terutang pada tanggal konversi dengan harga konversi.

“OWK diterbitkan melalui mekanisme PMTHMETD dengan tujuan untuk memperbaiki posisi keuangan, karena perseroan telah memiliki modal kerja bersih negatif dan kewajiban lebih dari 80 persen dari aset perusahaan pada rapat umum pemegang saham yang menyetujui penambahan modal. kata Manajemen Garuda Indonesia dalam Keterbukaan Informasi, Kamis (15/10/2020).

Berdasarkan perhitungan neraca internal perusahaan per 30 Juni 2020, Garuda Indonesia telah memenuhi persyaratan modal kerja negatif sebesar $ 3,68 miliar. Hutang BUMN adalah $ 10,36 miliar, mewakili lebih dari 80 persen dari total aset perusahaan sebesar $ 10,28 miliar.

OWK dikatakan dimiliki oleh pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Keuangan yang diwakili oleh afiliasi perusahaan melalui saham yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia.

READ  Mengemudi dengan baik: Pengemudi membanting aturan mengemudi AC yang 'tidak masuk akal' yang dapat dikenakan denda £1.000

Emiten berkode saham GIAA tersebut menyatakan bahwa risiko atau dampak penambahan modal ada pada pemegang saham, termasuk dilusi. Penerbitan OWK dengan nilai maksimal Rp 8,5 triliun harus dikonversi menjadi saham baru pada tanggal konversi.

Setelah penambahan modal Perseroan berlaku efektif, persentase kepemilikan pemegang saham Seri B lainnya akan berkurang 61 persen. Berdasarkan asumsi pro forma, harga konversi tersebut didasarkan pada 90 persen dari harga penutupan rata-rata untuk jangka waktu 25 hari terhitung sejak 13 Oktober 2020 yaitu Rp206.

Dengan asumsi tersebut, partisipasi pemerintah Indonesia dalam GIAA akan meningkat dari 60,5 persen menjadi 84,8 persen pasca konversi OWK. Selain itu, PT Trans Airways milik Chairul Tanjung menyusut dari 25,8 persen menjadi 9,9 persen. Sementara itu, pangsa komunitas telah terdilusi dari 13,7 persen menjadi 5,3 persen.

Untuk melaksanakan aksi korporasi tersebut, GIAA akan meminta izin pemegang saham pada rapat umum luar biasa pada tanggal 20 November 2020. Penerbitan OWK hanya dapat dilakukan setelahnya.

Sebelumnya Direktur Utama Garuda Indonesia Irfaniaputra mengatakan mata acara RUPSLB dilakukan untuk mengajukan persetujuan kepada pemegang saham. Hal tersebut terkait dengan pelaksanaan rencana pemulihan ekonomi nasional (PEN) bagi perseroan.

Persetujuan diberikan untuk memenuhi regulasi di sektor pasar modal karena Garuda Indonesia adalah perusahaan publik, ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (14/10/2020).

Konten premium

Masuk Daftar


Bisnis Indonesia bersama tiga media menggalang dana untuk membantu tenaga medis dan warga terdampak virus corona yang dijalankan melalui Yayasan Lumbung Pangan Indonesia (rekening BNI: 200-5202-055).
Ayo, bantu donasi sekarang! Klik disini untuk lebih jelasnya.

READ  Indonesia menyerukan percepatan koridor perjalanan ASEAN untuk mempercepat pemulihan ekonomi kawasan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *