Shin Tae-yong: Pemain nasional Indonesia U19 punya karakter “moody”

KOMPAS.com – Pelatih Timnas U19 Indonesia, Shin Tae-yong, terasa aneh saat pertama kali melatih skuad Garuda Muda.

Kritik demi kritik, dia tidak pernah berhenti saat dia berlatih Timnas Indonesia U19 Namun Timnas Indonesia Senior.

Salah satunya adalah kondisi fisik dan stamina para pemain Indonesia.

Pelatih asal Korea Selatan tersebut mengatakan sebagian besar pemain Indonesia hanya bisa bermain 60 menit dalam sebuah pertandingan. Setelah itu, di akhir pertarungan, mereka tidak bersemangat.

Baca juga: Jadi pelatih nasional Shin Tae-yong merasa diistimewakan

Perlahan, bagaimanapun, Shin Tae-yong mampu mengubahnya dengan sangat meningkatkan fisik para pemainnya.

Lain halnya dengan Timnas Indonesia U19 selama menjalani pemusatan latihan, baik di Thailand pada Februari 2020 maupun di Kroasia (September-Oktober).

Shin selalu memberikan menu latihan tiga kali sehari dan memperhatikan dengan cermat diet para pemain.

Ia melakukan ini untuk mengubah fisik dan ketahanan timnya.

Baca juga: Shin Tae-yong, TC di Kroasia, memberi timnas Indonesia U19 skor 75

Pasalnya, sejak pertama kali melatih timnas Indonesia U19, Shin Tae-yong memberi tahu para pemainnya murung-satu.

Gelar murung Shin Tae-yong kepada pemain internasional Indonesia U19 karena perubahan suasana hati mereka yang tiba-tiba.

Lebih mudah, alam murung Ini biasanya diberikan kepada orang-orang yang pada awalnya sedang dalam suasana hati yang baik dan kemudian dengan cepat menjadi sedih atau marah.

Shin Tae-yong menemukan sebuah fitur murung di timnas Indonesia U19 bermain sepak bola.

Baca juga: Daftar 33 pemain timnas U19 yang dipanggil oleh Shin Tae-yong untuk Virtual TC

“Ketika mereka pertama kali mengambil posisi (pelatih), ketika (mereka) pikiran mereka kabur ketika mereka berada dalam masa sulit,” kata Shin Tae-yong kepada media Korea Selatan. khan.

“Teknik (Anda) bagus, tapi pengetahuan dasar Anda bermasalah,” katanya saat menjadi pelatih nasional.

READ  Berita Man Utd: Erik ten Hag kehilangan ketenangannya dengan wasit keempat jelang keluarnya Ajax | sepak bola | Olahraga

Dulu, lanjutnya, ia kerap menyemprot anak asuhnya saat bermain dengan alam murung itu.

Kadang-kadang saya banyak berteriak ketika Anda bermain sepak bola seperti itu, lebih baik pulang, katanya.

Shin mengaku kesaksiannya terlalu keras dan terkadang tidak diterima oleh para pemain.

Baca juga: Jack Brown mengungkap rahasia menjadi pencetak gol terbanyak timnas Indonesia U19

“(Tapi) sekarang para pemain bisa bermain sepak bola dengan semangat yang kuat. Permainan taktisnya juga bagus.”

“Mereka bisa memberi Anda 75 dari 100,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *